Jumat, 05 November 2010

Blog Entry Cinta Semusim (review)

Tuhan maafkan diri ini
Yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya
Namun apalah daya ini
Bila ternyata sesungguhnya aku terlalu cinta dia…

Seperti menjadi sebuah ciri khas dari karyanya mbak Ifa Avianty yang ada aja lagu yang diselipkan, begitu pun dalam novel ini. Begitupun dengan Cinta Semusim. Novel yang bertema tentang ‘perselingkuhan’. Gedubrak!

Fenny, seorang menejer sebuah radio yang merasa jenuh dengan kehidupan rumah tangganya dan seperti menemukan oase di tengah kejenuhan itu setelah bertemu dengan Harris, teman lama semasa kuliah yang juga sudah berkelurga.

Kemudian, ada Sosa, penyiar radio di tempat Fenny bekerja yang juga terperangkap dalam sebuah hubungan yang tak biasa dengan Idris. Idris adalah seorang guru SD tempat di mana keponakan-keponakan Sosa sekolah. Dari perkenalan waktu mengantar ponakannya itulah hubungan mereka berlanjut, dari smsan sampai balas2an comment di Multiply.

Lalu, siapa Alita? Alita adalah sosok muslimah cerdas, cantik, aktif.. intinya.. Alita seperti sosok sempurna sebagai seorang wanita. Namun, kesempurnaan itulah yang membuat Idris seakan tak berguna bagi istrinya, karena merasa Alita telah punya segalanya dan bisa melakukan semuanya dengan atau tanpa dirinya (jadi Alita ini istrinya Idris yang punya hubungan khusus dengan Sosa itu)

Hubungan yang rumit itulah yang mewarnai novel ini. Antara Fenny dan Harris, perasaan berdosa Fenny terhadap Wid, suaminya, namun juga Fenny begitu enggan mengakhiri hubungannya dengan Harris. Bisakah seorang perempuan mencintai dua orang laki-laki pada waktu yang sama? Konon katanya tidak. Pasti akan ada salah satu yang lebih dicintai. Berbeda dengan laki-laki, mereka mungkin ditakdirkan untuk mempunyai beberapa ruang hati yang luasnya sama.

Hemm, satu alasan kenapa sy termasuk enggan mereview novel ini, karena sy merasa belum punya kapasitas yang cukup untuk membahas yang terjadi di dalamnya. Karena ini lebih bertema ke rumah tangga, sementara sy belum mengalaminya. Tapi, okelah.. coba qta bahas dari sisi Sosa, karena dari tokoh2 yang berperan utama di novel ini cuman Sosa yang single, yang artinya sy lebih bisa masuk ke dalam tokoh Sosa.

Bagaimana mencoba meresapi menjadi Sosa yang ‘terlanjur suka’ dengan suami orang? Sy tiba-tiba ingat akan isi sebuah buku dari mbak Asma Nadia, La Tahzan for Broken Hearted Muslimah. Bagaimana jika qta mengalami cinta yang tak pantas? Saat jatuh cinta tapi dia telah menjadi milik orang lain. Apa yang harus dilakukan?

Di buku itu tertulis, tanyakan pada diri ‘benarkah dia mencintaimu?’ Jika dia bisa mengkhianati orang yang dicintainya dan diam2 menjalin hubungan denganmu, laki-laki seperti ini harusnya diberi label ‘jangan dekat-dekat’. Kenapa? Karena mereka punya potensi untuk tidak mensyukuri cinta yang sebelumnya telah Allah berikan pada mereka.

Bagaimana dengan poligami? Pejamkan matamu dan bayangkan kamu berada di posisi perempuan pertama. Bisakah hatimu bahagia sementara di satu sisi kamu tahu ada seorang perempuan, mungkin dengan anak-anaknya, yang menjadi hancur hatinya karena merasa suami/ayah mereka dirampas?

Wadoh, bakalan panjang deh kalau ngebahas tentang ‘menjadi yang kedua’ ini. Pembahasan tentang itu cukup sampai di sini. Kembali ke novel itu, sy suka sekali dengan cara bertahan Alita waktu dihadapkan pada kenyataan bahwa ada ketidakberesan dalam rumah tangganya. Hal ini pernah sy ceritakan di sini (http://yant165.multiply.com/journal/item/240/Menyerah_dan_Bertahan_Repost_dari_notes_FB).

Dan sy juga suka postingan di MPnya Idris tentang cinta, sayang dan kecendrungan, hal itu pernah sy tuliskan di sini : http://yant165.multiply.com/journal/item/189/Seberkas_dari_Cinta_Semusim.



Kata-kata yang sy garisbawahi..

Bagaimanapun juga, dengan alasan kayak apapun juga, selingkuh adalah satu bentuk perbuatan dosa dan dusta. Sekali kita melangkah melakukannya, kita akan dituntut, sadar atau tidak, untuk berdusta dan berdosa lagi, lagi dan lagi.

Cinta adalah ujian besar yang seringkali menggoyahkan pemahaman dan keyakinan kita.

Bagaimanapun, masyarakat social kita telah menempatkan perempuan lain, apakah dia dinikahi atau tidak, adalah sosok manusia nggak penting, nggak guna dan perusak.

Kadang qta bercerita bukan untuk mendapat solusi. Tapi kita hanya butuh telinga untuk mendengar cerita qta, tempat untuk sekedar menampung sampah-sampah emosi qta.

Tuhan selalu punya kejutan manis dengan mengirim sesuatu yang indah di depan pintu keyakinan hamba-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...