Kamis, 15 September 2011

Catatan Hati di Setiap Sujudku

Saya penggemar karya2nya mbak Asma Nadia, termasuk seri catatan hati. Tapiii... di antara sekian seri catatan hati-nya mbak Asma, ada 3 yang menjadi juara bagi saya, Catatan Hati Bunda, La Tahzan Broken Hearted Muslimah dan Catatan Hati di setiap Sujudku.



Beragam 'kejadian' beberapa waktu ini bikin saya pengiiin kembali membaca buku yang terakhir sy sebutkan itu. Dan baru kesampaian hari ini.. Membolak-balik halamannya, mencoba menemukan cerita yang ingin sy baca. Dan lagi2... setelah sy menemukan cerita yg saya cari, sy beranjak ke cerita favorit saya di sana. Sebuah cerita yang berjudul : Jalan menuju RumahMu yang ditulis oleh Ida Azuz.



Jadi ceritanya itu, ada seorang muslimah dari Ambon manise sana yang disemangati oleh sahabatnya buat pergi Haji. Tapi si muslimah tersebut tak mau berandai2, dengan gaji yang diterimanya sebagai PNS rasanya jauuuh sekali bisa pergi ke sana. Mungkin akan ke sana saat pensiun tiba. Begitu kata si muslimah tadi. Tapi sahabatnya tak menyerah dan bilang :

"Saya akan berdoa semoga tidak lama lagi bisa sampai ke rumahNya. Berikhtiarlah."



Lalu kemudian terjadilah konflik Ambon. 3 bulan setelah konflik itu, muslimah tersebut bertemu dengan kawan lamanya yang berkata :

"Banyak orang yang telah cukup dana tetapi tidak tergerak untuk melaksanakan ibadah Haji. Mereka menunda-nunda. padahal Allah telah memberikan rezeki yang cukup untuk mereka. Sekarang mau apa lagi. Rumah terbakar sudah, uang juga sudah habis, sudah tidak bisa Haji lagi. Padahal Allah telah memberikan kesempatan itu."



Si Muslimah pun terdiam.. merinding.. jangan2 dia termasuk orang yang tidak mempersiapkan diri dengan serius untuk pergi Haji.



"Tapi Abang," si muslimah mencoba memberi argumen. "Saya kan cuma pegawai kecil. Gaji saya tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan diri."



Dengan mata berkilat, kawan lamanya berkata :

"Tugas kita berikhtiar, tugas kita menabung, nanti Allah yang mencukupi. Tugas kita menunjukkan keinginan yang kuat. Jangan memaksa kehendak, tetapi menunjukkan keinginan yang kuat itu penting. Percaya itu. Jangan hitung rezeki Allah dengan kalkulator manusia. Allah punya kalkulator yang jauh lebih canggih."



Begitulah yang dikatakan kawan lama Muslimah tersebut, yang membuat keinginannya buat berangkat Haji semakin menggebu2. Saya terharu membaca ceritanya.. Sungguh tekad yang begitu kuat dengan perjuangan meminta padaNya yang Maha Kaya. Tak ada yang tak mungkin kan jika Dia berkehendak.



***



Cerita di akhir buku ini juga memukau buat saya. Cerita yang berjudul 'Catatan kecil dari malam2 panjang'. Tulisan itu bercerita tentang mami mbak Asma yang sering diminta temannya untuk mendoakan keluarga atau kenalan yang sakit. Biasanya permintaan itu diteruskan mami pada anak2nya. Dan mbak Asma pun dengan serius memasukkan nama2 itu dalam doanya, agar Allah memberikan kesembuhan.



Mbak Asma merasa harus mewajibkan diri untuk hal itu, karena teringat pernah berada pada masa-masa di mana beliau begitu membutuhkan banyak doa. Seiring berajalannya waktu, nama2 yang biasa disebutkan dalam doa akan berganti dari waktu ke waktu. Ada yang sehat, juga ada yang berpulang.



Belakangan, sebuah Hadist yang mbak Asma temukan membuat mbak Asma lebih bersemangat dalam berdoa. Apa hadist yang dimaksud?



".. Di atas org yg b'doa ada malaikat yg mewakili, stiap s'org muslim mdoakan saudaranya pada kebaikan, maka malaikat yg m'wakili itu berkata : 'Juga untukmu seumpamanya.'" (HR. Muslim)



Ada kebaikan yang telah menanti bagi kita yang senang mendoakan orang lain.



Di setiap udara yang kita temukan

Di sana akan kau jumpai Allah

Yang senantiasa mendengar doamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...