Senin, 02 November 2015

Kisah Menuju Singgasana Pengantin

            Dahulu kala (Kayak pembuka dongeng :p), ada teman yang bertanya bagaimana menulis resensi buku antologi yang berisi kumpulan cerita atau buku kumpulan cerpen alias kumcer? Setelah mempelajari resensi teman-teman, saya jadi tahu jawabannya.

Kalau resensi novel kan kita hanya menuliskan satu sinopsis cerita. Sedangkan di kumcer ada beberapa cerita. Apa harus dituliskan semuanya? Jawabnya, tidak perlu. Cukup ambil 2 atau 3, 3 atau 4 cerita yang mewakili. Bisa cerita paling inspiratif, paling menarik, atau paling bagus buat dikutip. Karena ada kan media yang mensyaratkan kutipan buku di dalam resensi.

            Ini contoh resensi yang berupa kumpulan kisah yang tergabung dalam antologi My Wedding Story. Resensi ini dimuat di Koran Jakarta. Tulisan perdana saya di media :D

            Bagi yang ingin mengirimkan resensi ke Koran Jakarta syaratnya adalah panjang resensi minimal 4000 karakter dengan spasi dan dikirim ke opinikoranjakarta@yahoo.co.id,opinikoranjakarta@gmail.com

Syarat lengkapnya bisa dilihat di sini

Kisah Menuju Singgasana Pengantin



Jodoh dan pernikahan adalah hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan manusia dari zaman ke zaman. Bahkan hal itu sudah ada sejak zaman manusia pertama, Adam dan Hawa. Setiap manusia punya cerita masing-masing tentang pertemuan mereka dengan jodoh. Begitu pun juga dengan acara pernikahan, beragam cara mereka lakukan untuk menyelenggarakan acara pernikahan. Dari yang begitu menjunjung adat, sampai yang begitu mempertahankan hal-hal yang ada dalam acara pernikahan agar tidak bertentangan dengan agama yang dianut.
Ada 25 cerita dari 25 penulis dalam buku ini tentang pertemuan mereka dengan jodoh dan bagaimana menyelanggarakan acara pernikahan yang setiap pasang pengantin berharap apa yang mereka laksanakan saat itu sebagai yang pertama dan terakhir dalam hidup. Ada perjuangan baik kecil maupun besar demi terselenggaranya acara sakral itu.
Seperti cerita yang dituturkan oleh Diah Indri yang saat persiapan pernikahannya dia sedang berada di Arab Saudi demi menyelesaikan pendidikan akhir di bidang keperawatan. Walau sudah merencanakan sejak jauh-jauh hari untuk pulang ke Indonesia menjelang pernikahannya tapi kendala ternyata menghadangnya di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Tiketnya ditolak. Hal itu merunyamkan pikirannya, bagaimana bisa dia menunda kepulangannya ke tanah air kalau acara pernikahannya sudah di depan mata. (Hal 217)

Salah satu penulis lain di buku ini yang bernama Zulzilah Arth bercerita tentang persiapan pernikahannya, di mana dia menuruti segala kepercayaan orang Jawa. Termasuk, dilarang mandi selama tiga hari supaya tidak turun hujan saat perta pernikahannya berlangsung. Tiga hari tidak mandi termasuk hari di mana acara pernikahan berlangsung. Jadilah kemudian teman-temannya menjuluki dia sebagai pengantin ungu yang bau, disebut pengantin ungu karena pengantinnya mengenakan pakaian ungu, disebut bau karena pengantinnya tidak mandi tiga hari. (Hal 69)
Lain lagi cerita yang dituturkan oleh Nunung Nurlaela. Jika Zulzilah Art mengikuti kepercayaan orang Jawa, maka penulis satu ini menuturkan sebuah cerita tentang bagaimana dia berusaha keras mengawal pernikahan agar tidak bertentangan dengan ajaran agama. Dengan menolak alis dikerok juga memakai gaun yang disediakan sendiri supaya tidak ketat dan membentuk lekuk tubuh. (Hal 97)
Buku ini juga memuat kisah dari seorang penulis tamu yang namanya pernah dikenal lewat buku Long Distance Love yaitu Imazahra. Untaian kata manis yang penuh perenungan memenuhi cerita yang ditulis oleh penulis yang sekarang berkecimpung dalam dunia backpacker.
Saat  seorang Imazahra yang terpuruk atas ketidakpercayaannya pada ikatan rumah tangga dan berusaha bangkit melawan semua rasa sakit. Dia bawa langkahnya pergi sejauh-jauhnya dari tanah air dengan membawa luka hingga kemudian perjalanan mempertemukannya dengan seseorang yang membuat dunianya mendadak menjadi lebih nyaman untuk ditinggali dan dinikmati. (Hal 17)
Perjalanan indah yang kemudian membawa Imazahra bertemu dengan kekasih hati yang kini menjadi suaminya.  Hal yang membuatnya yakin betapa sedih dan bahagia selalu dipergulirkanNya dalam kehidupan. Pada akhirnya, seberat apapun beban kehidupan ditimpakan pada kita, jika kita mau bersabar mendaki puncak kebaikan, insyaAllah beban itu akan tertinggal jauh di bawah, atau bahkan diangkatNya, asal sabar dan bersangka baik menjadi peneman perjalanan kita. (Hal 14)
Kisah lainnya di buku ini akan membuat kita menyadari bahwa dalam hidup dibutuhkan perjuangan-perjuangan untuk melewatinya. Kelelahan itu pasti ada, namun semua seolah terbayar saat bisa saling menatap bahagia di atas pelaminan. Tapi tentu saja ada perjuangan baru yang menanti di depan setelah semua acara resepsi selesai. Perjuangan sesungguhnya dalam sebuah kehidupan baru bernama pernikahan.
***
Data Buku
Judul Buku      : My Wedding Story (Kumpulan Kisah Inspiratif Menuju Pernikahan)
Penerbit           : Mozaik Indie Publisher
Penulis             : Imazahra, Ihwan Hariyanto, Dwi Rahmawati, dll
Genre              : Antologi Kisah Nyata Inspiratif
Tahun Terbit    : 2013
Tebal Buku      : X+244 Halaman
ISBN               : 978-602-17723-3-1


6 komentar:

  1. kalo kumcer memang diambil sebagian cerita aja ya mbak. Iya juga sih, kalo ceritanya ada 20, masa 20 cerita dikupas semua. Mau intip-intip ah resensi dari mbak Hairi Yanti :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Lianny. Bisa melebihi batasan jumlah kata kalau semuanya diceritakan. Terima kasih ya, Mbak. Sudah mampir :-)

      Hapus
  2. Kisah yang manis, lucu dan mungkin juga ada kepedihan di sana ya Mak :)

    BalasHapus
  3. wah manisnya jadi belajar nulis resensi buku antologi, makasih sharingnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aiiih... Mb Naqiy mah udah jago nulis resensinya. Ynt yg harusnya belajar dri mb Naqiy :-)

      Hapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...