Rabu, 06 April 2016

[Review Buku] Sekaca Cempaka


Sepekan belakangan, pembicaraan tentang Sekaca Cempaka muncul ke permukaan. Tentu saja hal itu membuat penasaran dengan novel karya Urang Banua itu. Untunglah waktu dicari di Ijak, Si Perpustakaan Digital bukunya ada. Horee... Mari kita pinjam dan baca.

Sekaca Cempaka adalah sebutan dari Nurul dan Iful untuk karangan bunga cempaka yang ada dalam kaca. Herannya, bunga cempaka dalam kaca itu tak layu meski berpuluh tahun kemudian dan hanya satu pengarang bunga yang bisa membuat bunga itu tak layu dimakan usia. Keluarga Iful punya sepasang sekaca cempaka, diserahkan Iful satu sekaca cempaka kepada Nurul saat bilang ingin menikahi gadis tersebut ketika sudah mendapatkan kerja.


Nyatanya, Iful tak pernah datang pada Nurul. Nurul menanti hingga terluka dan sakit karenanya. Sampai pada satu hari, Nurul menyerah menanti Iful, ia terima seorang pria bernama Badri menjadi suaminya. Mereka menikah dan hidup bahagia... Hingga.. Nurul kembali bertemu Iful.

Pertemuan tak terduga itu membuat segela kenangan kembali menyeruak, terlebih saat Iful menanyakan Sekaca Cempaka milik Nurul. Nurul membongkar gudang buat mendapatkan kembali Sekaca Cempaka miliknya.

Setelah pertemuan pertama, pertemuan-pertemuan berikutnya kembali menyapa kehidupan Nurul dan Iful. Bahkan kemudian, kedua anak mereka bersahabat. Betapa kagetnya Nurul saat mengetahui kalau Iful menamai anak pertamanya dengan namanya, Nurul Latifah.

Konflik di novel ini semakin menjadi saat muncul orang kelima yang menggoncang kehidupan rumah tangga keduanya.

***

Membaca Sekaca Cempaka seperti melihat sesuatu yang dekat dengan saya. Mungkin karena yang menulisnya adalah urang Banjar, pun dengan settingnya yang juga Banjar banget. Nama-nama tokohnya pun terasa sekali Banjarnya. Nurul, Badri, Rahma, Syaiful yang kemudian dipanggil Iful. Begitu pun dengan bahasa daerah yang beberapa masuk di sela cerita. Tak perlu diterjemahkan, saya paham saja.

Perihal Sekaca Cempaka memang asing buat saya. Namun, karangan bunga yang diceritakan di novel ini adalah sesuatu yang sering saya jumpai. Di pasar Barabai, banyak sekali yang menjualnya.

Bagaimana penulisnya menuliskan setting Kalimantan Selatan pun layak diacungi jempol. Suatu daerah yang biasa saya datangi dan kesan saya biasa-biasa saja menjadi begitu indah di novel ini. Bahkan saya penasaran dengan yang namanya Hapingin.

Perjalanan Nurul dan keluarga ke Hulu Sungai juga membuat saya semringah membacanya. Begitu berkesannya Hulu Sungai bagi seorang Nurul membuat saya menjadi bersyukur tinggal di daerah tersebut.

Mengintip kehidupan Nurul dan Iful sebagai penyair pun menyenangkan. Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bagaimana kehidupan keluarga para sastrawan dan begitu membaca novel ini saya pun bergumam, oh jadi begitu.

Tema CLBK mewarnai tema novel ini. Tentang bagaimana perasaan seorang istri ketika menyadari ada nama lain yang bertahta di hati sang suami? Tentang bagaimana seorang suami, ketika tahu sang istri berbalas puisi dengan lelaki di masa lalunya? Dan juga ketika nama yang disematkan pada buah hati yang ternyata adalah nama sang mantan? Coba cek nama anak mantan masing-masing, jangan-jangan ada yang menamainya dengan nama teman-teman. Wkwkwkwk... Kompooor...

Predikat novel islami pun layak disematkan di novel ini karena nilai-nilai islam memang menyelip dalam cerita. Kadang mulus, kadang tidak begitu mulus.

Namun, kehadiran orang kelima terasa amat janggal dalam penilaian saya yang awam ini. Pun dengan alasan-alasannya pada ending. Jika memang, mencinta, mengapa tak memperjuangkan sejak semula? Jika memang mencinta, mengapa hanya menghalangi bersatunya dengan satu orang saja? Tindakan kriminal yang dilakukan pun terasa sangat janggal.

Walaupun begitu, saya salut dengan adanya novel ini yang mengangkat unsur kedaerahan dari kampung halaman saya, Kalimantan Selatan.

Judul                         : Sekaca Cempaka
Penulis                     : Nailiya Nikmah JKF
Penerbit                   : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit           : 2014

13 komentar:

  1. Wah setting kalimantannya bisa diceritakan dg gamblang di novel ini ya mb yanti
    Terkadang emang klo nemu konflik yg janggal bikin kaget ya mb...harusnya ini tp kenyataannya itu
    Hahaaaa klo nanya mantan sih nyari mati itu mah wkk

    BalasHapus
  2. Ada apa aja yg khas kalsel?

    BalasHapus
  3. Ooh ini novel yg diobrolin di wa baw ya. Kalo novelku ada gak di Ijak, Yan? Penasaran jg jadinya.

    BalasHapus
  4. Wah, bunda jadi pengen rajin membaca nih (selama ini rada malas membaca), tapi ada cara lain untuk tetap membaca, ya dengan BW, hehe...

    BalasHapus
  5. Bikin penasaran nih, selalu suka dgn novel bersetting daerah

    BalasHapus
  6. Ah.. bikin baper nih bukunya, baca review mba aja lsg merinding.

    https://elisamonic.wordpress.com/

    BalasHapus
    Balasan
    1. semakin baper sebuah buku, semakin menarik buat saya, Mbak :D

      Hapus
  7. Kadang kisah yg sudah bagus jadi janggal krn ada 1 elemen yg lanjarannya kurang kuat ya Mbak.

    BalasHapus
  8. Mbak, konflik di novel ini banyak ya? Kayaknya seru. Habis ada pake acara nama anak pake nama mantan. Aaaiiiih. Bikin geregetan. Jadi penasaran pengen baca... :D

    BalasHapus
  9. terima kasih sudah membaca Sekaca Cempaka:)salam kenal.

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...