Selasa, 02 Agustus 2016

Sabtu Bersama Tere Liye di Balikpapan (Part 2)

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, saya bertanya tentang kok bisa ya Tere Liye tidak putus asa dalam menulis padahal katanya tulisan yang dia kirim tidak dimuat dan pernah ditolak juga. Apa jawaban beliau?

"Dek," kata Tere Liye. "Kalau kalian mau jadi penulis, hal pertama yang harus diurus adalah motivasi atau niatnya apa. Boleh menulis karena ingin kaya raya? Boleh. Silakan. Boleh menulis karena pengin terkenal juga silakan. Zaman dulu, penulis tidak dikenal. Sedangkan sekarang penulis bisa jadi bintang iklan. Boleh menulis karena ingin ke mana-mana? Boleh. Silakan. Zaman sekarang pun penulis bisa ke mana-mana. Besok di Jakarta, Lusa di Surabaya dan sebagainya dan sebagainya.


"Tapi, Nak," lanjut Tere Liye (Tadi adek, sekarang nak :p), "Kalau motivasi kalian menulis simply hanya karena itu, maka kalian tidak akan punya energi yang cukup untuk menghidupi karier kepenulisan kalian. 2-3 tahun kalian terkenal kemudian game over. Banyak sekali penulis yang terkenal kemudian dilupakan. Nah yang paling harus diurus mendesak adalah niat kenapa ingin menjadi penulis."

“Apa motivasi terbaik menjadi penulis? Aku tidak tahu jawabannya. Masing-masing punya alasan dan argumennya. Tapi kalau ditanya apa motivasi saya? Saya punya jawabannya versi saya sendiri,” cerita Tere Liye.

Kemudian Tere Liye bercerita tentang tiga makhluk yang bersahabat baik yaitu seekor burung pipit,  seekor penyu dan sebatang pohon kelapa. Tiga sahabat itu kemudian berpisah dan berjanji akan bertemu tiga tahun kemudian.

Singkat cerita,  3 tahun kemudian mereka bertemu. Apa yang dilakukan si burung pipit? Burung pipit terbang ke kota seberang melihat dunia yang lebih indah. Kemudian penyu yang bercerita, penyu bisa berenang ke benua seberang. Ceritanya lebih menakjubkan dibanding si burung pipit.

Makhluk ketiga yang bercerita adalah pohon kelapa. Pohon kelapa tidak ke mana-mana. Ia tidak bisa berenang seperti penyu, juga tidak bisa terbang seperti pohon pipit. Pohon kelapa memang tidak bisa ke mana-mana, tapi ia punya rahasia kecil. Ketika pohon kelapa berbuah lebat, kemudian buahnya matang, dan jatuh ke pinggir pantai, terdampar di atas pasir kemudian direngkuh oleh ombak.

Pohon kelapa yang tumbuh di pesisir Balikpapan bisa jadi berasal dari buah pohon kelapa yang ada di Makasar. Begitu pun pohon-pohon kelapa yang tumbuh di berbagai pesisir dunia, bisa jadi berasal dari buah pohon kelapa yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Burung Pipit dan Penyu pun berseru takjub, karena bisa jadi banyak pohon kelapa yang mereka temui selama ini bisa jadi berasal dari pohon kelapa sahabatnya itu.

Jadi, apa motivasi Tere Liye dalam menulis? Hakikatnya sama dengan si pohon kelapa. Satu tulisan yang kita cemplungkan di blog atau medsos, itu tulisan bisa dibaca dan di mana-mana. Ketika dibaca orang lain dan kemudian mereka terinspirasi untuk berbuat kebaikan, maka itulah yang namanya menebar buah kebaikan di mana-mana.

Apalagi buku yang bisa berpetualangan ke mana-mana. Menyapa pembaca yang tak terbayang sebelumnya. Penulis memang mungkin dia tetap berada di satu titik yang sama. Tapi, tulisannya bisa ke mana-mana. Jadi, kalau mau jadi penulis, perbaiki dulu motivasinya.

Tere Liye mengaku senang menulis sejak kecil. Dia cinta, happy, dan tidak pernah merasa terbebani. Beliau kemudian bercerita kalau Hafalan Shalat Delisa pernah ditolak 2 kali. Mengirim Opini ke Kompas pun Tere Liye pernah ditolak 15 kali, baru tulisan ke 16 yang dimuat.

Jadi, apa motivasi kita dalam menulis? Yuk mulai ditengok-tengok motivasinya.

Penanya selanjutnya bertanya kapan Bang Tere menjadikan Balikpapan sebagai setting cerita seperti Pontianak di Kau, Aku, dan Sepucuk Angpao Merah.

Bang Tere menjawab kalau belum menemukan yang khas dari Balikpapan yang bisa dijadikan setting cerita. Pantainya biasa saja, katanya :p. Apa yang bisa disajikan jadi cerita? Nah, mungkin ini tugas para penulis Balikpapan yang bisa menggarapnya untuk menjadikan Balikpapan sebagai setting cerita.

Kemudian pertanyaan lain tentang bagaimana menemukan karakter sendiri dalam tulisan karena masih sering terpengaruh oleh penulis lain? Untuk pertanyaan ini, Bang Tere menjawab kalau untuk saat ini tugas si penanya menulis saja dulu. Jangan berpikir macam-macam. Seperti yang selalu beliau tekankan menulis 1000 kata sehari.

Bang Tere Liye juga bercerita tentang novel Matahari yang merupakan bagian dari serial fantasi dengan cerita tentang persahabatan. Cocok buat remaja SMP dan SMA. Maka, ketika serial fantasi keluar jangan harapkan ada cerita romance-nya. Kalau cerita romance silakan baca Hujan atau Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin. Setiap genre, kata beliau, akan berjalan dengan genre masing-masing. Genre fantasi ya fantasi. Yang berhubungan dengan politik seperti Negeri di Ujung Tanduk ya akan tetap di jalurnya. Jangan bermimpi akan ada kisah cinta di Negeri para Bedebah.

Pertanyaan-pertanyaan lain saya agak kelupaan apa saja. Di bagian saya yang bertanya dan Bang Tere menjawab, bisa saya jelaskan detail karena ternyata suami saya merekamnya. Rekamannya saya upload di facebook. Monggo yang udah temenan bisa di Facebook saya :-)

Acara dijadwalkan dari jam 5 sore sampai 7 malam. Tapi, kemarin acara cuap cuap Bang Tere ngomong cuma sampai pukul 6. Selanjutnya satu jam adalah book signing. Jadi, yang mau shalat maghrib dipersilakan dulu. Bang Tere bilang beliau akan tetap ada sampai pukul 7 di tempat acara karena shalat beliau berhubung musafir bisa dijamak dan qashar.

Tapi, ketika saya balik kurang 16 menit dari pukul 7, Bang Tere Liye nya sudah kagak ada. Huhuhu.... Saya di PHP. Coba tengok-tengok ke dalam Gramedia juga tidak ketemu sama penulis yang bernama asli Darwis itu. Ya sudahlah, gagal deh saya dapat tanda tangan beliau. Rencananya mau minta ttd di buku Hujan yang saya bawa karena saya belum beli Matahari. Saya tidak suka cerita fantasi, jadi buku pertama serial fantasi itu yang saya baca belum saya baca secara tuntas :D

Walaupun gagal mendapatkan tanda tangan Tere Liye,  tapi saya senang dan berterima kasih pada Gramedia Balikpapan yang mengadakan acara seperti ini. Sering-sering yaaaa... Jarang ada acara kepenulisan di Balikpapan. Jadi, seru aja mengikutinya. Juga terima kasih buat suami terdjintah yang udah rela ngantar dan nemenin sampai berdiri satu jam lebih buat istrinya datang ke acara tersebut. Hehehe… Demi, ya, Yang. Demi istrinya biar rajin nulis lagi :p

Di kesempatan itu, saya juga bisa kopdar dengan Mbak Lidha Maul, salah seorang teman blogger di Balikpapan. Horeee... Bisa ngobrol-ngobrol dan foto-foto cantik dengan Mbak Lidha walau cuma sebentar karena waktu sudah menjelang maghrib. Moga nanti bisa ketemu lagi ya, Mbak.

Jadi, itulah cerita Sabtu Bersama Tere Liye di Balikpapan. Selain pandai menulis cerita, Tere Liye juga pandai bercerita secara lisan. Semoga bisa mendongkrak semangat menulis saya lagi :D




6 komentar:

  1. Ah suka banget ulasannya kang Tere Liye ini, itulah mengapa saya pengen nulis mba seperti filosofinya kang Tere Liye alias kang Darwis ini *ih sapa yang nanya* hahaha..
    Tere Liye adalah salah satu favorit saya setelah saya jatuh cinta sama bukunya "Semoga Bunda di sayang Alloh" dari situ saya cecar karyanya belio meskipun genre yang berbau fantasi atau politik saya ga suka.
    Makasi y mba jadi nambah lagi referensi buat saya semoga saya bisa ketemu blio :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Semoga suatu saat bisa ketemu langsung ya, Mbak. Iya, Mbak. Saya juga udah lama suka sama karya beliau. Tapi kalau fantasi masih angkat tangan. Ga doyan fantasi sayanya.
      Yuk, Mbak, kita semangat menulis. Menebarkan buah kebaikan ke mana-mana :-)

      Hapus
  2. Aahh,, kapan yang Bang Tere Liye ke kotaku lagi, dulu di tahun 2013 pun pernah gelar acara bersama anak-anak Unsoed. Motivasi-motivasi yang diberikan itu keren abis :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bikin semangat ya mbak Eri. Iya euy.. Saya suka banget datang ke acara2 temu penulis kayak gini :-)

      Hapus
    2. Bikin semangat ya mbak Eri. Iya euy.. Saya suka banget datang ke acara2 temu penulis kayak gini :-)

      Hapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...