Rabu, 12 Oktober 2016

Mengunjungi Rumah Beruang Madu

Lama juga tidak posting tulisan yang dimuat di media karena memang lama tulisan saya belum dimuat di media lagi #ngikik. Tapi, jadi ingat sama tulisan yang belum dimasukkan ke blog ini, salah satunya tulisan ini. Ini salah satu tulisan yang special buat saya sebab sampai sekarang baru tulisan ini satu-satunya artikel perjalanan yang berhasil tembus media. Kirimnya juga jarang sih karena saya juga jarang jalan-jalan.

Tulisan ini menjadi special juga karena ini termasuk salah satu tulisan yang awal-awal dimuat. Sekitar awal tahun 2014. Waktu menerima kabar kalau tulisan ini dimuat rasanya senaaaang sekali bisa dimuat di rubrik Pariwisata harian Pikiran Rakyat bulan Maret 2014.  Berikut artikel saya tersebut, artikel asli yang saya kirim ke Pikiran Rakyat sebelum diedit pihak redaksi. Judul termasuk yang diedit. Hehehe…
Rubrik Pariwisata di Pikiran Rakyat

Happy Reading ^_^


Mengunjungi Rumah Beruang Madu

“Ini saudaranya Winny the Pooh,” cetus seorang pengunjung KWLPH siang itu. Saya dan pengunjung lain yang mendengarnya sontak tertawa bersama. Winny the Pooh adalah karakter fiksi beruang madu yang akrab dengan anak-anak. Tapi, yang saya temui di KWLPH (Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup) adalah beruang madu sungguhan. Bukan fiksi. Dan beruang madu itu ada di Indonesia tepatnya di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Selamat Datang di KWPLH Balikpapan
Balikpapan, kota penting di Kalimantan Timur itu memang terkenal dengan sebutan kota minyak. Tapi bukan minyak yang menjadi maskot kota Balikpapan, melainkan beruang madu. Klub sepakbola asal kota Balikpapan alias PERSIBA juga disebut tim beruang madu.

Sebagai maskot kota Balikpapan, pemerintah daerah kota Balikpapan juga menaruh perhatian yang sangat besar akan kelangsungan hidup hewan langka itu. Karena itulah KWLPH dibangung, di mana di sana terdapat enklosur alias pulau hutan dengan luas 1,3 ha.
Di pintu gerbang, KWLPH kita akan disambut dengan papan nama dan replika dari beruang madu yang terbuat dari ijuk. Tapi replika itu jauh lebih besar dari beruang madu sebenarnya. Karena beruang madu merupakan spesies terkecil dari 8 jenis beruang yang ada di dunia. Dia hanya mempunyai berat antara 30-65 kg.
Replika Beruang Madu
Ada enam ekor beruang madu yang terdapat di KWLPH. Dulunya beruang madu itu adalah hewan peliharaan penduduk sekitar yang mereka ambil secara ilegal dari hutan. Beruang-beruang madu itu pun kemudian diselamatkan dan ditempatkan di sebuah pulau hutan (enklosur).

Beruang madu di sana memang tidak dilepas ke hutan bebas karena mereka tidak tahu cara hidup di hutan bebas setelah mengalami beragam kejahatan dan siksaan ketika menjadi peliharaan. Karena itulah beruang madu yang ada di sana tidak lagi sempurna secara fisik. Ada yang satu matanya buta, ada yang punya bekas luka yang besar yang melingkari dadanya akibat dulu pemiliknya mangikat beruang madu itu dengan sleng di sekeliling dadanya.

Dari enam beruang madu yang ada di kawasan KWLPH, saya hanya berhasil bertemu dua di antaranya karena waktu kedatangan yang tidak tepat. Waktu yang tepat untuk menyaksikan semua beruang madu adalah pada jam sembilan pagi dan tiga sore. Karena pada jam itulah beruang madu melakukan aktivitas makan.
Beruang Madu lagi nyebrang
Diberi makannya pun caranya cukup unik. Makanan bukan diberikan secara langsung kepada beruang madu tapi makanan diletakkan di tempat-tempat tertentu yang tersembunyi. Jadi ada proses mencari makanan dahulu, bukan langsung menyantap makanan. Karena itulah pada jam makan tersebut, beruang madu akan keluar dari tempat persembunyiannya di dalam enklosur. Sehingga pengunjung bisa melihat mereka mencari makan. Cara pemberian makanan yang unik ini dimaksudkan agar beruang madu seperti berada dalam habitat yang asli.

Beruang madu memang tidak diletakkan dalam krengkeng karena akan membuat dia sangat stress dan seperti hidup di penjara. Karena itulah beruang madu diletakkan di pulau hutan supaya mereka bisa melakukan perilaku alami seperti di hutan bebas. Jadinya beruang madu itu bebas memanjat pohon, membongkar kayu mati, menggali tanah, santai di sungai dan makan serangga. Kalau beruang ditaruh dalam kandang kecil tentu dong kita tidak bisa menyaksikan hal itu.

Alasan lain kenapa beruang madu juga ditempatkan di enklosur adalah karena menipisnya hutan alami sebagai tempat hidup beruang tersebut. Dengan adanya enklosur supaya mereka bisa mendapatkan kehidupan yang mirip dengan di hutan bebas.


KWPLH merupakan tempat wisata yang asyik. Dengan hutan buatan yang seperti hutan alami, sehingga suasana rindang dan teduh bisa kita dapatkan di sana. Udara di sana juga terasa sejuk sekali, karena banyak tanaman hijau. KWPLH juga terlihat terawat, kondisinya bersih dan tertata apik. Petugas-petugas yang berjaga juga dengan ramah dan sigap memberikan informasi dan menjawab pertanyaan para pengunjung.
Rumah Kucing

Tempat yang asyik untuk wisata keluarga. Dan untuk masuk ke sana tidak dipungut biaya sedikit pun alias Gratis. Selain enklosur beruang madu, di KWLPH kita juga bisa mengunjungi rumah kucing dan menyaksikan bentuk rumah lamin, rumah adat Kalimantan.
Rumah Lamin

***


8 komentar:

  1. Mantep mba ^^
    Nanya bole mba?gimana caranya biar tembus PR mb?pernah kirimin cerpen atau lainnya mba ke PR?mohon info :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin itu saya baca2 tulisan yang pernah dimuat di sana dan nyoba nulis juga, Mbak. Kalau cerpen belum pernah, Mbak. Saya belum ada berhasil nulis cerpen dewasa. Hehehe... Ini satu2nya yang dimuat, pernah kirim lagi tapi ga dimuat.

      Panjang naskahnya sekitar 2 halaman A4 spasi 1,5. Lampirkan 3 foto (Saya melampirkan 6 foto tapi cuma dimuat 1). Sertakan biodata singkat plus nomor rekening. Dikirim ke hiburan@pikiran-rakyat.com. --- syarat kirimnya, Mbak :D

      Hapus
  2. waaah.... hebat. Tulisannya dimuat di koran langganan saya. Nyontek infonya juga ah, barangkali suatu saat dapet wangsit nulis naskah buat dikirim ke koran hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo Mbak Orin. Dicoba kirim ke sana. Kalau langganan gampang memantau dimuatnya :D

      Hapus
  3. Hahaha "beruang madu" ngingetin aku dulu suka manggil suami gtu pas awal2 nikah.
    Btw beruang madu ini hewan yg aku tau lewat majalah anak dulu dan sejak kecil sudah melekat kalau hewan ini nggemesin. Btw selamat ya tulisannya dimuat :D

    BalasHapus
  4. Wah senangnya bisa kenal dengan sesama #BloggerKalimantan, salam kenal ya Kak dari saya. Btw, untuk di Pontianak sudah tidak ada lagi yang namanya Kebun Binatang. Yang ada hanyalah Mega Mall dan Pusat Hiburan Keluarga, sedangkan Pusat Edukasi sepertinya masih sangat minim. Hhhmmm...

    BalasHapus
  5. aaa aku mau kesana, tapi masih nabunggggg karena tiket pesawat ke balikpapan masih mihilsss </3
    btw salut, tulisannya dimuat di Pikiran Rakyat. Saya jadi pengen belajar gimana caranya kirim tulisan ke koran, tapi ntar kasian pembacanya stress hihihi

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...