Jumat, 11 November 2016

Mengenal Kuliner Banjar dalam Acara Kelana Rasa

   
Apa yang menjadi makanan favorit kita? Sebagian mungkin akan menjawab makanan dari kampung halaman. Hal itu bisa disebabkan karena lidah kita terbiasa dengan masakan tersebut atau merupakan masakan ibu yang dimasak dengan penuh cinta.

            Jum’at, minggu kemarin suami mengirimkan pesan ke saya. Beliau mengabarkan kalau di Trans TV dalam acara Kelana Rasa menayangkan tentang kuliner di Banjarmasin.

            “Ada mie bancir,” kata suami lagi lewat BBM.

         Selang beberapa detik kemudian, saya mendapatkan notifikasi dari Wordpress kalau jumlah kunjungan di blog saya di wordpress melonjak naik. Waktu saya cek, ternyata banyak yang googling tentang mie bancir dan kemudian mendarat di blog saya tersebut. Sepertinya tayangan di televisi itu membuat orang-orang yang menontonnya mencari tahu tentang mie bancir.
Ini yang bikin kangen Wordpress

            Saya yang ketinggalan menontonnya, mencoba menonton saat malam hari. Selingan saat menonton riuh acara aksi damai 411. Di TV saya ada program ‘TV on Demand’ sehingga bisa menyaksikan acara yang kelewatan ditonton.

            Tempat pertama yang dikunjugin tim Kelana Rasa adalah Depot Dinda yang menjual Ketupat Kandangan. Ketupat Kandangan ini khas Kalimantan Selatan banget. Namanya aja ada Kandangan. Kandangan merupakan salah satu kota kabupaten di Kalimantan Selatan. Ketupat Kandangan memang berasal dari sana, walaupun kita bisa menemui penjualnya di mana-mana termasuk di Depot Dinda di Banjarmasin.
Ketupat Kandangan di Barabai

            Saya sendiri belum pernah ke Depot Dinda yang dikunjungi tim Kelana Rasa. Tapi, kalau menikmati Ketupat Kandangan tentu saja pernah. Baik di Kandangan langsung, atau di Banjarbaru dan Barabai, kota kelahiran saya.
            Ketupat Kandangan sendiri berbeda dengan ketupat sayur. Ketupat ini enggak pakai sayur, tapi terdiri dari ketupat dengan kuah santan dan lauk yang seringnya berupa ikan haruan (ikan gabus) yang dibakar atau diasap. Kalau tidak suka ikan haruan, bisa pakai telur. Ikan haruan yang menjadi lauk dari ketupat ini juga bisa dinikmati seluruh badannya. Dari bagian dagingnya, telurnya, sampai ke bagian isi perutnya. Hehehe… Lihat saja di Kelana Rasa kemarin, di atas meja disajikan aneka lauk untuk Ketupat Kandangan.
Aneka lauk Ketupat Kandangan
Sumber : IG kelanarasa_transtv

            Menyantap Ketupat Kandangan konon lebih nikmat dengan cara ketupatnya dihancurkan hingga menjadi butiran-butiran nasi. Beras yang dipakai untuk membuat Ketupat Kandangan ini adalah beras unus yang butiran nasinya itu pera dan tidak pulen. Jadi, ketika dihancurkan maka akan berbentuk butiran-butiran nasi yang tidak menggumpal. 

Cara memakannya juga konon lebih nikmat dengan memakai tangan, serta ditambahkan perasan limau kuit. Untuk saya sendiri, saya memang sering menyantap sesuai dengan ‘juklak’ yang kata orang lebih nikmat itu. Dengan dihancurkan ketupatnya, juga memakai perasan limau kuit (jika ada). Tapi, untuk memakai tangan yang masih jarang, tetap sih saya makannya pakai sendok :D

            Selanjutnya tim Kelana Rasa mengunjungi rumah makan Mie Bancir miliknya Agus Sasirangan. Agus Sasirangan sendiri adalah finalis dari Masterchef 1. Masih ingat acara itu? Dia kemudian membangun bisnis kuliner di Kalimantan Selatan. Selain Mie Bancir, Agus juga membuka rumah makan Iwak Karing (Pernah saya ceritakan di sini)

            Mie Bancir itu adalah mie yang nanggung antara mie goreng atau mie kuah. Dibilang mie goreng, tapi dia masih ada kuahnya sedikit. Dibilang mie kuah, tapi kuahnya tidak melimpah-limpah. Itulah sebabnya kemudian disebut mie bancir. Bancir sendiri dalam bahasa Banjar artinya banci. Kalau dalam bahasa Jawa, mie seperti itu istilahnya nyemek ya?
Mie Bancir Agus Sasirangan

            Mie bancir ini agak mirip dengan soto Banjar karena dia juga menggunakan kuah sup ayam seperti soto banjar. Jadi, memasaknya itu dicampurkan kuah sup ayam. Taburan di atasnya pun mirip dengan soto Banjar. Ada suwiran ayam, irisan telur, dan tak lupa bawang goreng. Yang tak boleh ketinggalan juga adalah limau kuit. Mie Bancir memang tidak seterkenal Soto Banjar, namun, Agus Sasirangan mampu mengangkat pamor mie bancir hingga lebih terkenal dari biasanya.

            Rumah makan mie bancir Agus Sasirangan ini ada di dua kota, Banjarmasin dan Banjarbaru. Tim Kelana Rasa mengunjungi rumah makan yang di Banjarmasin. Sementara saya pernah menikmati mie bancir Agus Sasirangan di Banjarbaru seperti yang pernah saya ceritakan di blog lama saya.

            Tempat wisata kuliner ketiga yang dikunjungi tim Kelana Rasa adalah Warung Rosi. Sebenarnya Warung Rosi ini letaknya bukan di Banjarmasin tapi di batas kota Banjarbaru, batas kota antara Banjarbaru dan Martapura. Jika sedang menginap di tempat kakak saya di Banjarbaru, saya sering membeli sarapan di Warung Rosi ini. Selain tempatnya dekat dengan rumah kakak saya, juga karena makanan di sana enak-enak.
Ketupat dan Nasi Bungkus di Warung Rosi

            Warung Rosi menjual sarapan berupa nasi kuning dan Ketupat Kandangan. Namun, karena Ketupat Kandangan sebelumnya sudah dibahas di Depot Dinda, jadi tim Kelana Rasa mengulas tentang aneka kudapan yang dijual di Depot Rosi karena di Depot Rosi juga menjual aneka wadai (kue) dari Kalimatan Selatan seperti laksa, kukulih, lupis, apam, dan aneka wadai berkuah santan lainnya.

Menu berat (nasi dan ketupat) dan menu ringan (Aneka kue) menjadi magnet buat para pengunjung Depot Rosi. Selain bisa menikmati sarapan khas Kalsel, juga bisa menikmati aneka kue tradisional dari Kalsel. Jadi, emang layak depot ini dijadikan pilihan Wiskul buat teman-teman yang berwisata ke Kalimantan Selatan.

            Tujuan wiskul selanjutnya dari tim Kelana Rasa adalah depot Madezo, yaitu sebuah tempat makan di kawasan Jalan Gatot Subroto, Banjarmasin. Saya sudah sering mendengar tentang depot ini, tapi lupa-lupa ingat apa pernah ke sana. Rasanya pernah, dan rasanya belum pernah juga. Hahaha… Mungkin karena menu yang dinikmati tim Kelana Rasa juga familiar buat saya dan menikmati menu tersebut beberapa kali saat ke Banjarmasin, tapi lupa di mana. Apa menunya? Itik Panggang khas Banjar.

             Itik panggang (Bebek Bakar) di Kalimatan Selatan khas Banjar agak berbeda dengan yang ada di pulau Jawa. Ituk panggang ini biasanya dinikmati dengan sayur sup ayam, tapi tidak sekental sup ayam soto Banjar sih. Biasanya sup ayamnya lebih ‘ringan’ dari sup ayam buat Soto Banjar. Itik panggangnya pun biasanya disiram dengan saos yang manis. Tambahkan saja cabe yang dihancurkan di atas saos yang manis itu, maka itik panggang yang lezat akan menjadi semakin lezat dibuatnya.
Mandai


            Petualangan Tim Kelana Rasa kemudian berakhir di satu rumah yang juga menyuguhkan masakan Banjar buat tim Kelana Rasa. Salah satu yang disajikan adalah iwak samu atau pakasam dan mandai. Dua kuliner yang memang mulai naik daun dan kelezatannya juga tak pernah usang. Acara Kelana Rasa kemarin membuat saya ngiler dan rasanya ingin menikmati semua yang dicicipi di sana. Namanya saja makanan dari kampung halaman sendiri, jadi bikin kangen buat pulang kampung. 

7 komentar:

  1. Pagi-pagi udah bikin lapar aja mba #ehh ^_^

    BalasHapus
  2. Saya sama sekali belum pernah icip kuliner Banjar Mba..hiks kasihan yaa.. padahal pengen tau rasanya mie bancir sama ketupat kandangan. looks yummy..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak ke Banjarmasin dan icip2 masakan Banjar :D

      Hapus
  3. HI apa kabar, makasih udah nonton #KelanaRasaTransTV Episode Banjarmasin ya, jangan lupa tonton kita setiap Jumat 08.30 WIB , semoga bermanfaat

    Arie Parikesit
    Host KelanaRasaTransTV

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...