Senin, 06 November 2017

Bedah Buku Tentang Kamu Bersama Tere Liye di Balikpapan

Tere Liye akan datang ke Balikpapan. Mengisi acara bedah buku untuk bukunya sendiri yang berjudul Tentang Kamu. Informasi itu saya terima beberapa bulan yang lalu. Setelah mencek jadwal, jadwalnya pas dengan jadwal mudik yang sudah selesai, juga jadwal turnamen bulutangkis yang akan disiarkan pada malam hari. 

Tapiii, pas jadwalnya itu tidak serta merta membuat saya mendaftar dan menyatakan ikut acara tersebut. Acaranya berbayar, dengan jumlah pembayaran yang menurut saya lumayan besar. 150 ribu untuk silver, 175 ribu untuk gold. Lumayan banget kan uang segitu buat beli daging seperempat kg, mangga 2 kg, ayam satu ekor, dan aneka sayur mayur juga bumbu dapur.

Apalagi kata suami, dia mau ikut menemani saya. Wah, ini bayarnya jadi double deh. Pendaftaran buat berdua bisa beli satu gamis kece. Hahaha... Waktu saya cek fasilitas yang didapatkan peserta ternyata gratis buku novel Tentang Kamu tersebut. Oh, oke lah menurut saya. Bukunya lumayan tebal dan harganya lumayan mahal. Dijual lagi mungkin bisa menutupi uang pendaftaran #mamakmamakngiritdanperhitungan. (Kali aja ada yang mau beli bukunya bisa hubungi saya ya. Ada diskon kok. Hahaha…)

Setelah itu, apa saya langsung mendaftar? Oh, belum. Karena berdasarkan pengalaman saya ikut acaraTere Liye setahun kemarin di Gramedia Balikpapan, di mana acaranya gratis, pesertanya sedikit dibandingkan acara di kota lain. Yang gratis aja sedikit... apalagi bayar. Jadi, ntar-ntar aja deh daftarnya, pikir saya.

Tapiiii... ternyata saya salah. Suatu hari di bulan Oktober, saya dapat info dari grup Blogger Balikpapan kalau tiket gold buat acara tersebut sudah hampir habis. Langsung panik dan menghubungi contact person panitia, bertanya tentang beda tiket gold dan silver, kemudian memutuskan membeli tiket gold. Kata panitianya... tiket gold yang saya beli adalah dua tiket terakhir. Wah.. saya kaget sendiri. Tidak menyangka ternyata antusias orang-orang Balikpapan buat mengikuti acara ini sangat besar. Acara yang bayar saja banyak peminatnya. Saya terharu sendiri, pada awalnya, sebelum mengetahui kenyataan sebenarnya... 

Tiket Bedah Buku Tere Liye

Sebelum Hari H, sayaaaa.. si perencana ini sibuk memikirkan ini dan itu. Saya bilang ke suami, nanti berangkatnya sebelum subuh saja dan shalat subuh di perjalanan (saya tinggal 90 km dari kota Balikpapan), jadi kita bisa datang lebih awal buat dapat tempat di depan. Kata panitianya gitu, siapa cepat dia dapat untuk tempat duduknya. Tapi rencana saya ditolak oleh suami. Dia bilang setelah shalat subuh saja, karena sekarang waktu subuh lebih awal datangnya. Pukul 7 InsyaAllah sudah sampai di Balikpapan, begitu kata suami. Sebagai istri sholehah (Aamiinkan saja), saya nurut aja ke suami. 

Kemudian mikirin sarapan... agar dapat menyerap acara dengan maksimal saya perlu sarapan dulu. Hahaha... karena waktunya mepet dengan kedatangan ke Balikpapan dan waktu acara dimulai, kami tidak bisa menyantap nasi kuning Tante Lena karena jaraknya cukup jauh dengan tempat acara. Lantas, pilihan jatuh pada Warung Padang UPIK di Sepinggan yang buka 24 jam. So, pagi-pagi sekali sudah ke Warung Padang dan menyantap gulai otak sapi. Wuiiih, gulainya enaaak.
Gulai Otak Sapi

Selesai makan, langsung meluncur ke tempat acara yaitu Gedung Kesenian Balikpapan. Dibantu Google Map, akhirnya sampai ke sana. Gedungnya besar, lahan parkirnya luas. Gedungnya juga dipenuhi oleh ornamen khas Kalimantan Timur. Sampai di sana, sudah banyak peserta yang hadir. Dari wajah-wajah mereka kebanyakan anak muda. Wah, saya terharu sendiri melihat geliat semangat anak muda Balikpapan mengikuti acara kepenulisan. Sebelum tahu kenyataan sebenarnya. 
Gedung Kesenian Balikpapan

Datang pagi-pagi, ternyata gedungnya belum dibuka. Panitia sepertinya masih menyiapkan tempat acara di dalam, buktinya saat memasuki tempat acara, ada yang masih sibuk memasang sesuatu. 
Kata suami ini masangnya ga safety.
Harusnya pakai body harness untuk ketinggian 2 meter, kecuali ada handdrail
(Saya juag tak paham)

Oya, saya akhirnya registrasi pertama dan bisa milih tempat duduk. Hihihi... untung nurut sama suami buat tidak berangkat sebelum subuh, karena bisa masuk ke tempat acara juga setelah lebih dari pukul setengah 8. 
Gedung Kesenian Balikpapan

Acara baru benar-benar dibuka pada pukul setengah 9. Molor satu jam... hal klasik yang sering terjadi. Sebelum acara ada pengarahan tentang gedung. Di mana letak toilet, pintu keluar dan bagaimana keluar dalam kondisi darurat. Berasa naik pesawat. Hahaha...

Gedung Kesenian Balikpapan ini dilengkapi pendingin udara (AC) dan tempat duduk layaknya seperti di bioskop. Persis deh kayak bioskop. Kursinya yang ada tempat buat menaruh minuman, juga deret kursi yang tersusun.
Bagian dalam Gedung Kesenian Balikpapan

Sebelum masuk ke acara inti... maka sebelumnya ada sambutan-sambutan dan doa. Di sinilah saya mengetahui kalau acara ini banyak diikuti oleh para mahasiswa. Karena mengikuti acara ini akan dapat sertifikat dan mereka harus mendapatkan 8 sertifikat sebagai syarat menyusun skripsi... pantas aja pesertanya banyaak. Heuheu.... 

Selain itu juga ada kumandang lagu Indonesia Raya dan Hymne Balikpapan yang membuat saya terharu. Kata-katanya syahdu dan menggambarkan kota Balikpapan banget. Kata suami, Hymne Balikpapan itu diciptakan oleh Bimbo. Bagaimana Hymne-nya? Bisa dicek ke instagram saya @hairiyanti ya. Ada saya posting videonya. Di-follow juga boleh banget.

Setelah acara pembukaan, maka dimulailah acara utama. Sang penelaah, ibu Dayang Suriani diperkenalkan oleh moderator. Beliau adalah salah satu dari 50 guru terbaik di dunia. Wah.. kece sekali ya. Dan kemudian, muncul si Abang Darwis alias Tere Liye. 

Hal pertama di acara inti adalah bagian Ibu Dayang Suriani yang menelaah tentang novel Tentang Kamu. Kata ibu Dayang, novel Tentang Kamu itu terdiri dari 5 bagian penting yaitu kesabaran, persahabatan, keteguhan hati, tentang cinta, dan memeluk semua rasa sakit. 
5 bagian penting di novel Tentang Kamu

Penjelasan Ibu Dayang ini jadi menbuat saya me-refresh lagi cerita di novel Tentang Kamu. Maklum ya. Bacanya udah lama. Hihihi.. Oya, novel Tentang Kamu karya Tere Liye pernah saya resensi di sini.
Ibu Dayang Suriani

Selanjutnya adalah bagian Tere Liye yang bicara. Santai sekali beliau saat itu. Di atas panggung memang ada sofa tempat duduk penelaah, moderator, dan penulis. Jadi, suasana santai dan akrab memang tercipta. 
Sofa di panggung

Hal pertama yang disampaikan Tere Liye beliau merasa kaget dan tak percaya kalau ada yang menjadikan karya beliau sebagai skripsi, tesis, atau dibedah sedemikian rupa. Sama saat beliau mendengarkan Ibu Dayang Suriani menelaah tentang novel Tentang Kamu. "Beneran ya saya nulis begitu?" Kata Bang TL yang membuat hadirin tertawa.

Selanjutnya beliau bercerita tentang proses kreatif novel Tentang Kamu tersebut. Oh ya, sebelumnya klarifikasi dulu. Jadiii... saya sadar deh kalau ingatan saya tidak tajam-tajam banget. Parahnya waktu acara saya tidak mencatat tapi live di facebook. Saya lihat orang-orang yang live di facebook itu kemudian nanti-nanti live rekamannya itu bisa dilihat lagi.

Saya pikir tadinya saya juga bisa begitu. Tapi setelah live selesai dan klik finish, tidak ada rekaman apa pun di wall saya. Huhuhu... saya sediiiih. Menyadari kalau saya telah melewatkan kesempatan buat merekam. Mencatat kagak (karena tangan pegang hape), merekam hanya sedikit karena hape saya gunakan buat live. Jadiii... kalau misal ada yang salah dengan tulisan saya, ingatkan ya (Kali aja ada peserta yang datang dan baca tulisan ini)

Kembali ke proses kreatif novel Tentang Kamu yang dijabarkan Tere Liye. Seperti yang kita tahu, Tere Liye itu menulis beragam genre tulisan. Tadinya beliau hanya menulis tentang keluarga dan anak-anak. Seperti Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-bidadari Surga, dan serial anak-anak Mamak. Semakin ke sini, genre yang beliau tulis semakin beragam. 

Ada yang romance ala-ala seperti Daun yang Jatuh Tidak bisa Membenci Angin atau Sunset Bersama Rosie. Ada juga yang perpolitikan, seperti Negeri di Ujung Tanduk atau pun Negeri Para Bedebah. Tere Liye juga menulis fantasi di serial Bumi, Bulan, Matahari dan seterusnya. Kemudian beliau juga ingin menulis novel tentang Keteguhan hidup seorang manusia seperti novel Tentang Kamu yang sudah hadir meramaikan perbukuan tanah air. 
Bedah Buku Tere Liye

Novel Tentang Kamu itu risetnya satu tahun. Riset dan prosesnya panjang dan lama. Sementara novelnya ditulis dalam jangka waktu satu bulan. Novel Tentang Kamu itu pun tidak sim salabim dalam sekejap jadi. Semua butuh perenungan, pemikiran, dan riset demi riset. 

Siapa tokohnya? Di mana latar tempatnya? Bagaimana agar menjadi karakter yang kuat? Dan sebagainya dan sebagainya. Semua itu dilalui dengan proses pemikiran dan perenungan yang panjang.

Tokoh Tentang Kamu disepakati adalah wanita. Kenapa wanita? Karena wanita lebih perasa jadi dramanya akan dapat. Baik dari segi persahabatan di mana Sri Ningsih (Tokoh tentang kamu) akan menghadapi dilema antara menghadapi persahabatan atau menjunjung kebenaran atau pun dari segi cinta-cintaannya. 

Sri Ningsih adalah anak nelayan, karena menurut Bang Tere Liye, anak nelayan itu tangguh. Sementara itu latar tempatnya Pulau Bungin, Solo, Jakarta, Paris, juga London. Semua latar tempat yang dipakai tersebut telah melalui beragam pertimbangan. 

Bang Tere Liye kemudian mengakui kesulitan bagaimana cara menceritakan kisah Sri Ningsih tersebut. Beliau belum menemukan caranya. Hingga pada suatu hari dalam perjalanan Jakarta - Bandung, saat orang-orang dalam perjalanan tertidur, penulis satu itu tetap terjaga. Di kepalanya berputar-putar beragam hal.
tentang kamu

Kata Bang Tere Liye, begitulah penulis. Ia bisa saja diam, tapi pikiran-pikirannya terus bicara untuk mencari ide. Hingga kemudian terbersitlah satu ide, Tere Liye menyebut ia mendapatkan ilham, cara untuk menceritakan kisah Sri Ningsih itu adalah membuat cerita dalam cerita. Ada tokoh yang menceritakan kisah Sri Ningsih.

Kemudian terciptalah Zaman Zulkarnaen. Seorang pengacara muda yang tampan, cerdas, sholeh. Memang sengaja menghadirkan tokoh laki-laki impian seperti itu karena itu akan menarik pembaca. Bagaimana tokoh Aimee? Itu juga dihadirkan agar pembaca setelah selesai membaca bukunya tidak sibuk bertanya siapa jodoh Zaman.

Kehadiran buku harian Sri Ningsih juga sengaja diadakan karena itu kunci dari pencarian Zaman pada Sri Ningsih. Begitu pun dengan uang warisan Sri Ningsih yang banyak itu juga tentang nasib hidup Sri Ningsih yang ditinggal suami dan anak wafat. Itu harus kudu dilakukan agar karakternya kuat. Intinya kata Bang Tere Liye, dalam menulis fiksi itu adalah bagaimana kita menghubungkan benang merah-benang merah kejadian, latar, karakter, tokoh dan sebagainya untuk menjadi sebuah cerita yang utuh. 

Cerita proses kreatif novel Tentang Kamu selesai, kemudian masuklah ke sesi favorit saya yaitu tanya jawab. Saya tidak langsung bertanya sih karena tidak tahu mau nanya apa. Hahaha... pertanyaan pertama yang diajukan ke Bang Tere Liye adalah apakah Bang Tere Liye menggunakan mind mapping saat menulis? Di sini Bang Tere Liye pura-pura bingung mind mapping itu apa? Kemudian beliau nyelutuk "Oh maksudnya kerangka karangan?" Ujar beliau.

Anak-anak zaman sekarang kata beliau bisa banget memakai istilah yang kekinian padahal maksudnya ya gitu-gitu aja. Seperti itu mind mapping padahal kita kenalnya bertahnn-tahun ya kerangka karangan. Atau bilang writer’s block padahal ya intinya MALAS. Malas kok sekarang punya istilah keren gitu ya. Penonton pun sontak tertawa.

Jadi, apakah Tere Liye menggunakan kerangka karangan? Jawab beliau, dalam menulis ada dua tipe penulis. Pertama ada yang menulis kerangka karangan atau outline-nya lengkap di selembar kertas. Kedua, ada juga yang mencatatnya di kepala saja dan Tere Liye ada yang di kedua ini. Mana yang paling benar? Ya tidak ada. Keduanya tepat. Gunakan yang mana cocok menurut kamu. 

Kemudian ada juga yang bertanya tentang nama Tere Liye... hehehe... udah pada tahu jawabannya kan? Kata Bang Darwis, mengapa beliau menggunakan nama pena karena pada dasarnya beliau tidak suka dikenal. Biarlah orang mengenal karya beliau saja, bukan nama. 

Ada juga yang bertanya tentang bagaimana minat baca orang Indonesia sekarang? Saya lupa redaksi pertanyaan lengkapnya tapi kata-katanya formal sekali. Hahaha.. dan langsung dijawab Tere Liye dengan satu kata "Buruk". Mau dilihat dalam keadaan, pengamatan, penelitian atau survei apa pun baik dari dalam dan luar negeri tetap saja minat baca masyarakat Indonesia itu buruk. 

Beliau kemudian membayangkan bagaimana jika perpustakaan itu ada di tengah mall. Kondisi ber-AC, sejuk, adem, rapi, dan bersih. Buku-bukunya banyak dan baru-baru. Orang-orang mungkin akan betah berlama-lama di sana. 

Trus ada juga yang nanya apa tidak takut menulis yang menyangkut masalah politik seperti di Negeri Di Ujung Tanduk dan Negeri Para Bedebah? Kata Bang Tere Liye. Tidak. Di fanpage facebook beliau juga menulis tentang kritik-kritik. Kuncinya fokus ke kritik itu. Jangan meleber ke mana-mana. Misal saat beliau mengkritisi tentang Pajak, tidak meluber ke mana-mana atau secara sepihak menyalahkan pemerintah misalkan. Begitu... 

Dalam acara Bedah Buku novel Tentang Kamu karya Tere Liye ini juga sempat ada cerita tentang keputusan beliau untuk tidak menerbitkan novel lagi terkait protes beliau terhadap kebijakan pajak?

Saya ingat betul saat membaca pengumuman tersebut (Tere Liye berhenti menerbitkan buku), berasa patah hati karena Tere Liye memang salah satu penulis favorit saya. Jadi, benarkah Tere Liye tidak menerbitkan buku lagi? Belum tentu... kata Bang Tere Liye, beliau masih mencari cara yang paling tepat buat menerbitkan buku. Entah bagaimana nanti. Nanti diumumkan di fanpage beliau. Kata beliau, orang cerai aja masih bisa rujuk jadi mengapa risau kalau sudah bikin pengumuman tidak menerbitkan buku kemudian menerbitkan buku lagi? Hemmm....

Tere Liye juga mengatakan banyak-banyaklah membaca buku untuk memperkuat diksi, pengetahuan juga wawasan. Selain itu jalan-jalan. Jika masih muda maka gunakanlah kesempatan itu buat jalan-jalan. Tere Liye sendiri pernah melakukan perjalanan dari ujung ke ujung Kalimantan. Mendarat di Balikpapan, meneruskan perjalanan ke Banjarmasin kemudian terusss saja sampai ke Ketapang, dan lanjut lagi ke Malaysia dan Brunei. (Mungkin perjalanan itulah yang menjadi cikal bakal novel Aku, Kau, dan Sepucuk Angpao Merah)

Bagaimana jika wanita yang tidak sebebas pria dalam melakukan perjalanan? Kata Tere Liye berjalan-jalanlah di sekitar tempat tinggal karena bisa jadi akan kita temukan hal-hal yang tak biasa. Seperti misalkan berjalan-jalan ke pasar induk pukul 2 dini hari (kalau wanita juga rawan ya keluar tengah malam #banyakalasan)

Untuk menemukan kearifan hidup, kata Tere Liye, mulailah berbicara dengan para orang tua. Dengan kakek dan nenek yang sudah hidup bersama puluhan tahun. Mereka lah contoh cinta sejati yang sesungguhnya. Jika kita meluangkan waktu untuk berbicara dengan mereka bisa jadi akan kita temukan sebuah nasehat hidup yang luar biasa. 

Eh, udah panjang aja tulisan ini. Baiklah untuk pertanyaan terakhir yang ingin saya ceritakan di sini adalah pertanyaan dari seseorang yang kemarin mengenakan jilbab berwarna hitam. Dia bilang gini, "Sebelumnya Bang Tere Liye bilang yang perlu dilakukan penulis adalah produktif menulis. Bang Tere sih enak kalau menulis, diterbitkan, dan best seller. Sementara penulis pemula lain bisa jadi dia menulis tapi tak kunjung diterima penerbit, ditolak media...." belum selesai ia bertanya, Tere Liye sudah memotong pertanyaannya (Rasain loe. Hahaha... ). Tere Liye protes karena kondisinya tidak senyaman yang si penanya tanyakan. Seorang Tere Liye apakah pernah tidak mood ketika menulis? Pernah. 

Tere Liye pun menceritakan saat ia menulis novel Tentang Kamu. Saat itu ada masalah keluarga yang dihadapinya. Masalah pelik katanya. Tapi, ia sudah berkomitmen untuk menyelesaikan novel tersebut. Bagaimana ini bisa menulis jika masalah berkecamuk di sana sini. Bikin mood hancur dan sebagainya. Tapi... tulisan harus selesai. Karena itulah Tere Liye bilang paksa diri kamu menulis setiap hari. Kalau tidak bisa satu tulisan langsung jadi, tulis satu halaman. Tidak bisa satu halaman, tulis satu paragraf. Tidak bisa satu paragraf, tulis satu kalimat. Tulis satu kalimat tidak bisa juga, maka tulislah satu kata. Satu kata juga tak bisa tulis satu huruf. 

Hal itu pernah dilakukan Tere Liye. Di hari pertama beliau menulis A, tutup laptop. Hari kedua tulis K, tutup lagi laptopnya dan di hari ketiga menuliskan U. Jadi, dalam 3 hari hanya berhasil menuliskan aku. Itu lebih baik kata Tere Liye ketimbang tidak menulis sama sekali. 

Tere Liye tidak menjalani jalan mulus dalam karier kepenulisannya. Naskah novelnya di awal-awal kariernya pernah ditolak sama penerbit. Begitu pun dengan tulisan yang beliau kirim ke media. Pernah berkali-kali ditolak oleh satu media. Bahkan saat beberapa novel beliau sudah terbit, naskah Rembulan Tenggelam di Wajahmu pernah ditolak oleh editor sebelum kemudian diminta lagi oleh editor yang sama beberapa tahun kemudian. Mood adalah hal yang akan terus dihadapi oleh seorang penulis maka yang perlu dilakukan adalah bagaimana menghadapinya. Tere Liye tidak tahu sampai kapan ia akan bertahan di dunia kepenulisan, tapi ia bilang ia berjanji untuk terus memperbaiki niat dalam menulis.

“Semakin lama kamu menulis, masalah di dunia kepenulisan semakin rumit. Maka, perbaiki niat kalian. Luruskan niat kalian, maka kalian akan enjoy menjalani dunia kepenulisan kalian,” ujar Tere Liye.

Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan kedua terakhir yang dijawab sama Tere Liye. Saya lupa pertanyaan terakhirnya. Acara dialog pun selesai dan sebagai penutup Tere Liye berkata "Waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu. Jika menanam 20 tahun yang lalu, maka hari ini memetik buahnya. Jika kita tidak sempat menanam pohon 20 tahun yang lalu, maka waktu terbaik menanam pohon adalah hari ini. Itulah perumpamaan untuk karier kepenulisan. Waktu terbaik untuk memulai menulis adalah 20 tahun yang lalu. Jika belum memulainya maka mulailah di hari ini. Rutin dan konsisten.”
minta tanda tangan

Setelah tanya jawab dengan Tere Liye selesai, acara berlanjut dengan book signing dan peserta juga dihibur dengan permainan angklung. Peserta yang mendaftar dijanjikan mendapatkan buku tapi sayangnya saya belum mendapatkan buku tersebut. Kata panitia, bukunya kurang dan masih dipesan ke penerbit. Saya akan dihubungi jika buku telah tersedia dan belum dihubungi sampai saat ini. Hehehe... Tapi ada sebagian peserta yang sudah dapat bukunya. Entahlah apa kriteria mereka yang mendapatkan lebih dulu. Kalau dibilang yang paling awal registrasi, saya padahal paling awal. Kalau dibilang yang gold lebih diutamakan dapat buku, tiket saya juga gold. Mungkin ada kriteria khusus yang saya tidak tahu apa. 

Acara Bedah Buku ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa dan Ikatan Alumni FKIP Universitas Balikpapan. Saya lihat yang dapat buku sebagian mahasiswa.. seharusnya ya.. prioritaskanlah yang dapat bukunya dari pihak umum atau di luar lingkup mahasiswa, kan ribet kalau mesti ngantar atau nyuruh ambil lagi buat kalangan umum yang ikut untuk mendapatkan bukunya. Apalagi saya tinggal di luar kota Balikpapan. Tapi saya baru kepikiran protes pas di rumah sih. Dalam beberapa hari ke depan jika belum ada kabar, mungkin saya akan menghubungi panitia acara. Tapi yakin aja sih bakal dapat bukunya InsyaAllah. Kan panitianya anak-anak muda baik yang udah semangat bikin acara kece gini di Balikpapan. (Update : Panitia sudah menghubungi saya dan buku sudah diserahkan) 

Jadi, karena tidak dapat bukunya tidak minta tanda tangan, Yan? Oh, tentu tidak. Kan saya bawa buku yang sudah saya punya dari rumah. Buku Rindu dan Tentang Kamu yang udah kucel banget. Hahahaa...
Buku RINDU yang penuh bercak 

12 komentar:

  1. kalau jaman sekarang mind mapping tu sudah keren-keren bentuknya. ada gambar-gambar segala. kalau kerangka karangan cuma poin-poin aja. tapi intinya ya sama aja yaa. hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inggih ka. Ada aplikasi2nya jua. Dulu suka melihat mind mappingnya pak Ridwan Kamil :D

      Hapus
  2. Selalu suka dengan nasehat2 yang bang Darwis sampein luruskan niat dan konsisten menulis lalu aku mikir sudahkah aku konsisten?katanya pengen telurin buku tapi malas2an wkwkwk..

    keren banget yah novel setebal kurang lebih 500 halaman ditulis dalam sebulan dan tentang kamu emang novel bagus bahkan seharian aku selesaiin bacanya karena alur ceritanya yang bikin penasaran. Semoga ia punya cara untuk tetap terbitin buku y mba sayang banget karyanya selalu fantastis bombastis soalnya :p

    Btw semoga bukunya dapet y mba terus dijual deh wkwkwk sayangnya aku uda punya euy mba bahkan udah aku gilir ke teman yang mau membacanya:p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... bukunya udah dapat, Mbak. Alhamdulillah udah dihubungi panitia. Hihihi.. iya keren banget sebulan tapi risetnya lumayan lama juga setahun. Itu Dee nulis 9 bulan. Ada di IGnya ia baru selesai nulis :D

      Hapus
  3. Kayaknya tau deh sapa yg disebut penanya di akhir itu..hihihi

    BalasHapus
  4. apa-apaan itu ada gulai otak sapi wkwkwkw
    Yang dapat itu tiket gold.
    Yang silver udah bisa ambil bukunya, coba aja kontak CS yang kemarin mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... lapaaar, Mbak. Tiket saya juga gold mbak. Registrasi pun pertama. Lihat bukunya dan nanya tapi ga dikasih. Nanti katanya..eh tapi udah dihubungi panitia. Udah digojekin bukunya. Hehehe...

      Hapus
  5. Sukaa banget sama tulisan-tulisan di blog ini. Bahasanya ringan dan mudah dipahami. Makasih buat tulisan-tulisannya mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasiiiih Mbak Tari. Jadi semangat saya ngeblognya. Hehehe.. makasiiih ya mbak :-)

      Hapus
  6. seneng banget bisa hadir di bedah buku pengarang terkenal..
    tak apa mbak Yanti gagal live, tapi ini tulisannya bikin pengen ketemu TL juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Live-nya berhasil mbak tapi disave-nya yang gagal. Hihihi... iyaaa. Senang banget bisa datang :D

      Hapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...