Senin, 30 November 2015

Noaki Neomarica dan Saya

Ketika ditanyakan tokoh siapakah saya dalam karya fiksi di mana karya itu bisa dibeli di toko buku Gramedia, maka saya tak ragu untuk mengatakan kalau saya adalah Noaki Neomarica. Tak masalah jika Noaki sekarang masih berusia 11 tahun. Toh, nantinya dia akan menjadi dewasa juga. Iya kan, Mbak Ary? (Menyapa penulisnya Ary Nilandari).
Bio Noaki. Sumber : https://www.facebook.com/NoaKeo/

Ketika membaca kalau Noaki bisa berubah dari manis menjadi ketus, seketika itulah saya merasa saya punya kemiripan dengan Noaki. Seb, sahabat Noaki, kemudian memberitahu tentang nama sikap Noaki ini. Noa itu moody (bahasa Inggris) atau Lunatique (bahasa Prancis) yang artinya mudah berubah-ubah suasana hati, terutama murung, merajuk, dan marah. Ah... Seperti itulah saya.

[Resensi] Memanfaatkan Waktu yang Tak Akan Kembali

            Priceless Moment adalah salah satu novel terbaik yang saya baca di tahun 2014. Novel yang bikin saya nangis Bombay. Saya sungguh suka bagaimana Prisca Primasari menulis di novel ini. Novel ini bahkan sudah menarik perhatian saya pada kalimat awal pembukanya.

Pada masa berkabung, hanya beberapa jam setelah Esther meninggal, Yanuar memahami bahwa akan ada saat dia harus memasak sendiri untuk Hafsha dan Feru.

Alhamdulillah, resensi saya untuk novel ini dimuat di Koran Jakarta pada tanggal 8 September 2014. Berikut resensinya.

Happy Reading ^_^

Memanfaatkan Waktu Yang Tak Akan Kembali
Oleh : Hairi Yanti

Seorang ayah selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya termasuk yang utama adalah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya. Sebagai tulang punggung keluarga, sering para ayah tidak menyadari, kalau kesibukannya mencari nafkah sampai tidak mengenal waktu justru merenggut waktu mereka bersama keluarga. Hal itulah yang dialami Yanuar. Ayah dari dua anak Hafsha dan Feru.

Minggu, 29 November 2015

[Cerpen Bobo] Tarian Aya

Salah satu cara mendapatkan ide untuk menulis cerpen anak adalah dari anak-anak di sekeliling kita. Sering malah sudah satu paket ya. Lengkap dengan penyelesaiannya. Hehehe…

Ini adalah salah satu cerpen yang saya tulis yang idenya dari adek sepupu saya yang cantik. Suatu hari ayahnya bercerita kalau adek sepupu saya itu enggak mau lagi latihan menari. Alasannya capek, bosan, jenuh. Karena latihan menari itu lama. Tapi endingnya si Aya sih tetap enggak mau latihan nari. Gurunya pun memaklumi. Sementara di ending cerpen saya, Aya mau latihan nari lagi. Saya ingin menulis cerita dengan pesan bahwa hidup itu perlu proses. Proses yang harus dengan sabar kita lewati.

Happy Reading ^_^

Sabtu, 28 November 2015

[Cerpen Bobo] Kue Istimewa

Dari cerita-cerita yang saya baca dan saya dengar, sepertinya saya paling suka cerita tentang meraih mimpi dan tentang manajemen waktu. Termasuk juga tentang bagaimana kita harus gigih meraih sesuatu. Mungkin karena …. Errr… saya pemalas! Ihiks.

Ini salah satu cerpen favorit saya karena isinya nonjok saya sendiri. Bahwa keahlian itu harus terus dilatih. Seseorang yang ahli tapi malas akan dikalahkan oleh mereka yang belum ahli tapi rajin. Seperti cerita Caca di bawah ini.

Happy Reading ^_^
Kue Istimewa
Oleh : Hairi Yanti
 Dimuat di Majalah Bobo Edisi 37, 18 Desember 2014

Jumat, 27 November 2015

[Cerpen Bobo] Protes si Gula Manis

Konon katanya apa yang kita perjuangkan dengan susah payah kemudian berbuah akan terasa manis lebih dari yang lainnya. Dalam menulis cernak saya lebih suka menulis cerpen realis, yang bisa dikatakan cerpen dengan tokoh manusia. Jadiii… konfliknya bisa dilihat di sekeliling kita atau mengamati anak kecil atau konflik kita sendiri.

Kalau dongeng? Aduhaii… Itu susah. Makanya saat dapat tugas di grup PT untuk membuat dongeng saya pusiiiiing mikirin idenya. Salah satu clue yang diberikan para mentor kemarin adalah Gula. Maka kemudian sambil berpikir saya memandang toples gula di dapur seolah berkata pada gula, “Apa yang bisa aku tulis darimu, Gula?”

Setelah beberapa saat saya mendapat ide. Menjadikan gula dan teman-temannya bisa berbicara. Tentang gula yang merasa tak dianggap. Dan senang ketika mbak Eni (Shabrina WS) bilang suka dongeng saya ini. Hihihi… Tersipu dipuji penulis keren.

Happy Reading ^_^

Kamis, 26 November 2015

[Resensi] Mengintip Kehidupan Pengantin Baru

            Novel bercerita tentang pernikahan memang masih menjadi favorit saya. Salah satunya novel yang berjudul Tummy Marriage ini. Selain bercerita tentang kehidupan pernikahan pengantin baru, novel ini juga menghadirkan resep-resep masakan yang sepertinya gampang buat dicoba.

            Saya juga kemudian search nama penulisnya dan ketemu blog penulisnya dan suka aja gitu dengan gaya menulis penulisnya. Mungkin karena itulah saya juga suka novel-novelnya.

            Resensi novel ini saya kirimkan ke harian Tribun Kaltim dan dimuat pada tanggal 2 November 2014. Bagaimana mengirim resensi ke Tribun Kaltim? Kirim resensi + data diri + foto diri ke email red.minggu@gmail dot com

Rabu, 25 November 2015

[Cerpen Bobo] Kacamata Pak Rusdi

Selamat Hari Guru Nasional.

Dalam kehidupan saya banyaak sekali guru-guru yang memberi saya ilmu, pelajaran, hikmah, dan banyaaak lagi. Mereka patriot pahlawa n bangsa tanpa tanda jasa.

Salah satu guru yang berkesan buat saya adalah wali kelas saya saat kelas 5 SD. Nama beliau Pak Sukri. Beliau sabaaar luar biasa. Saat saya dan teman-teman berolah nakal, beliau tak pernah marah. Selalu sabar dan tersenyum.

Kenangan tentang guru saya itulah yang menjadi ide dari sebuah cerpen berjudul Kacamata Pak Rusdi. Ini cerpen pertama saya di Majalah Bobo setahun yang lalu. Alhamdulillah. Sedangkan Pak Rusdi adalah salah satu Guru atau Dosen favorit saya saat kuliah :D

Happy Reading ^_^

Selasa, 24 November 2015

Apakah Saya Belajar Menulis Cerpen Anak Secara Autodidak?

Kemarin saat menulis cara mengirim cerpen ke Majalah Bobo, saya menengok kembali postingan saya di blog saya yang lain, tentang apa saja komentar yang masuk yang bertanya terkait pengiriman cerpen ke majalah Bobo. Salah satu pertanyaan tidak saya cantumkan di postingan sebelumnya karena jawabannya akan panjang. Pertanyaannya berbunyi, apakah saya belajar menulis cerpen anak secara autodidak? 

Kalau dalam KBBI autodidak artinya orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri. Autodidak ternyata yang baku, bukan otodidak
smile emoticon
Lalu apa jawabannya? Jawabannya adalah Tidak.
Saya berguru. Berguru kepada beberapa orang yang ahli. Belajar lewat kelas online.

Guru pertama saya dalam menulis cernak adalah Kang Ali Muakhir. Walaupun saya sudah tergabung di Winner Class saat itu tapi saya belum pernah diajar Kang Ali langsung. Saat itu Teh Lygia yang mengadakan kelas tersebut dengan narasumber Kang Ali Muakhir. Saya banyak belajar lewat kelas tersebut. Tentang apa itu cerpen anak, bagaimana seharusnya cerpen anak tersebut, dsb. Bisa dibilang itu kali pertama saya belajar menulis cerpen anak dengan lebih serius.

Senin, 23 November 2015

Cara Mengirim Cerpen ke Majalah Bobo

Alhamdulillah, hari ini saya dapat kabar dari Mbak Irma Irawati kalau ada cerpen saya yang berjudul Kue Lempeng Nenek di Majalah Bobo. Di postingan saya sebelumnya, Mbak Monica Yolando Puteri nanya bagaimana cara mengirim cerpen ke majalah Boboy. Saya ceritakan di sini ya.

Jadi, kalau kita buka majalah Bobo, di rubrik Apa Kabar, Bo? ada pengumuman buat siapa saja yang mau mengirimkan naskah ke Bobo. 


Bisa dilihat fotonya? Kalau informasinya kurang jelas saya ketikkan ulang ya. Begini tulisan di foto tersebut :


Bagi penulis cerita yang ingin mengirim karyanya ke Redaksi Bobo, harap mencantumkan nama lengkap, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat rumah lengkap, nomor handphone / telepon, email, nomor KTP dan NPWP (jika ada) di bagian bawah setiap cerita. Karya dapat dikirim ke redaksi Majalah Bobo melalui pos maupun email: naskahbobo@gramedia-majalah.com. Naskah yang tidak dimuat, tidak dikembalikan.

Sabtu, 21 November 2015

[Cerpen] Sebuah Keputusan

Sebuah Keputusan
Oleh : Hairi Yanti

“Minggu depan aku kembali ke Balikpapan.” Killa mengamati reaksi Ardi yang duduk di depannya. Ardi terlihat berhenti mengunyah, memandangnya sekilas kemudian kembali melanjutkan makannya. 

 “Kapan resign?” Ardi bertanya tanpa memandang Killa. Sementara piring di depan Killa sudah bersih. Killa sudah menghabiskan makanannya sebelum Ardi datang. Ardi terlambat datang ke tempat mereka berjanji untuk makan siang bersama dengan alasan klasik untuk penduduk kota ini : macet. Itu pun Killa sudah sangat bersyukur, mereka bisa bertemu di tengah kepungan pekerjaan yang padat setiap harinya. 

“Lusa hari terakhirku di kantor.” Killa menjawab. Pemberitahuan resign sudah dia layangkan sebulan yang lalu. Sesuai ketentuan dari tempat perusahaan dia bekerja. Setiap karyawan yang resign harus memberitahu satu bulan sebelumnya. Agar pekerjaan bisa dialihkan ke penggantinya tanpa menganggu deadline pekerjaan yang ada. 

Kamis, 19 November 2015

Go, Keo! No, Noaki! yang Memesona

Kesenangan saya membaca cerita-cerita bergenre anak-anak dimulai baru beberapa waktu belakangan ini. Saat saya ingin mencoba menulis cerita anak. Saya mulai membaca majalah anak-anak, membaca buku-buku anak, dan juga novel anak. Kemudian saya bertemu dengan serial Go, Keo! No, Noaki!. Serial anak-anak yang membuat saya terpesona dan terkesima. Saya yang tak bisa dibilang anak-anak lagi menyukai dengan sangat serial tersebut. 

Go, Keo! No, Noaki! (GKNN) adalah serial yang ditulis oleh Mbak Ary Nilandari dan diterbitkan oleh Penerbit Kiddo di tahun 2015 ini. Sampai saat ini sudah sampai seri keempat. Para penggemarnya berharap serial itu terus berlanjut hingga mereka dewasa sampai akhirnya Keo dan Noaki menikah. Penggemar yang mana? Saya! #tunjukdirisendiri
empat seri Go, Keo! No, Noaki!

Gamis Untuk Resepsi Pernikahan

Semenjak mulai rutin mengenakan gamis sekitar dua atau tiga tahun yang lalu, saya sudah tak melirik pakaian jenis lain (Untuk dipakai di luar rumah. Kalau di dalam rumah bisa apa saja ^^). Sesekali saya memang masih memakai rok dan atasan, tapi tidak pernah lagi membeli yang baru. Setiap ada kesempatan membeli pakaian baru untuk pakaian keluar rumah yang saya pikirkan hanya gamis, gamis, dan gamis. Bukan rok atau atasan lagi seperti tahun-tahun sebelumnya.

Ketika ada rencana pernikahan anggota keluarga juga begitu. Yang ada dalam pikiran saya adalah saya akan memakai gamis di acara pernikahan tersebut. Beruntunglah sekarang mulai marak penggunaan gamis dalam event apa pun, jadi inspirasi gamis untuk acara seperti resepsi pernikahan sudah semakin banyak.

Rabu, 18 November 2015

Ambigunya Banjar

Kalau dikatakan kata Banjar, maka pikiran saya akan tertuju pada satu kota bernama Banjarmasin. Itu loh ibukota provinsi Kalimantan Selatan. Dari kecil sampai sekarang kalau disebut Banjar ya Banjarmasin. Padahal di Kalsel ada beberapa daerah yang memakai nama Banjar.

Pertama, Banjarmasin sebagai ibukota provinsi. Kedua, Banjarbaru. Salah satu kotamadya di Kalimantan Selatan yang berjarak kurleb 35 km dari Banjarmasin. Ketiga, kabupaten Banjar dengan ibukota kabupaten Martapura. Tapiii... Kalau disebut Banjar ya Banjarmasin itu. Bukan Banjarbaru atau kabupaten Banjar. Banjarbaru ya Banjarbaru. Bukan Banjar. Hehehe...
Pasar Terapung di Banjarmasin

Selasa, 17 November 2015

[Kuliner Banjar] Ipau Siram

Sebelumnya saya sudah pernah menulis tentang kuliner khas Banjar yang bernama Ipau di blog saya yang satunya. Penganan yang disebut pizza di daerah saya tapi lebih mirip lasagna bentuknya. 

Berlapis-lapis

Disebut pizza mungkin karena bentuknya yang bundar dan ada taburan daging di atasnya atau memakai toping. Disebut mirip lasagna karena berlapis-lapis dan ada taburan daging di tiap lapisnya. 

Ipau yang disebut Pizza

Kamis, 12 November 2015

Sincerely Yours


Suatu hari, Inge yang berprofesi sebagai penulis novel thriller ditelpon tetangganya. Tetangganya meminta tolong pada Inge karena ada yang salah minum obat di rumahnya. Alan, owner  Lindung Tentram yang menangani beragam keluhan warga tentang rumahnya menengak obat yang salah. Saat itu Alan mengeluh sakit. Diberikan aspirin ternyata isinya Esilgan, obat tidur yang biasanya diresepkan bagi penderita insomnia karena depresi klinis atau serangan cemas. Hal itulah yang membuat Alan seperti teler.

Tetangga Inge meminta tolong pada Inge karena tidak ingin ketahuab keluarganya menengak Esilgan tersebut. Inge memahami akan hal itu. Inge pun membolehkan Alan dipindahkan ke rumahnya. Alan yang berada di bawah pengaruh obat semalaman berada di rumah Inge. Itulah awal perkenalan Alan dan Inge.

Rabu, 11 November 2015

Dari November ke November

Beberapa hari yang lalu, saya dan seorang teman bercakap tentang proses menulis yang sering mandek. Ide seolah menyangkut di kolong langit, enggan untuk turun ke bumi. Tapi ranah kepenulisan seolah tak bisa menunggu kita mendapat ide. Mereka akan terus bergulir diisi nama-nama yang bukan kita. Kalau tidak menulis dan mengirimkannya ke media, bagaimana bisa dimuat?

"Ayo, Hai. Mumpung mulai musim hujan. Kita menulis lagi." Begitu kata si teman.

Saya pun berkata. “AHA!”

Benar sekali, musim hujan tiba, ide pun bersileweran. Di tengah deras hujan yang mengetuk jendela, inspirasi menyusup. Menulis di kala hujan seolah ditemani oleh irama paling indah sedunia. Saatnya mencatat beragam ide dan mengeksekusinya menjadi tulisan.

Cerpen Gara-gara Papa di Bobo

Kemarin saya dapat kabar kalau cerpen saya yang berjudul Gara-gara Papa dimuat di Majalah Bobo nomor 32 tahun ini. Senaaang (Kapan loe enggak senang kalau tulisan dimuat, Yan?) :p

 Jadi, saya bilang ke teman-teman kalau itu naskah unggulan saya. Walaupun tetap menuai kritik dari teman-teman. Wkwkwk... Gapapa... Itu buat perbaikan ke depan dan saya tetap senang #mukatembok :p
Cerpen Gara-gara Papa di Majalah Bobo
 Sekarang mau cerita tentang cerpen 'Gara-gara Papa'. Ide cerpen ini berdasarkan pengalaman saya sendiri. Duluuu... Saya dan sepupu pernah berencana buat liburan ke Banjarmasin. Kemudian untuk alasan yang saya tidak ingat lagi rencana itu batal. Reaksi saya ketika mendengar rencana itu batal persis sama dengan reaksi Maya di cerpen yang saya tulis. Balik ke kamar dan menangis. Wkwkwk... Anak bungsu, Bo. Di mana-mana cengeng. #kemudian ditimpuk anak bungsu di seluruh dunia

Jumat, 06 November 2015

Tata Cara Mengirim Dongeng Nusantara Bertutur

                Nusantara Bertutur adalah salah satu rubrik di koran Kompas pada hari minggu. Udah sering sih lihat teman-teman yang karyanya dimuat di Nusantara Bertutur. Udah sering juga lihat tema per bulannya. Tapi ada aja alasan dibalik tidak mengirimkan tulisan tersebut. Alasan utamanya sih karena malas. Duh!

                Jadi, kemarin saya sok nyoba nulis buat Nubi alias Nusantara Bertutur. Saya pun nulis dengan patokan panjang tulisan sebanyak 2000 karakter. Udah selesai lah satu tulisan. Cek jumlah karakternya, ups, 2500 karakter. Maka gunting pun beraksi. Edit sana sini. Sehingga… Tadaaaa…. Jadilah tulisan 2000 karakter.

                Sewaktu saya cek http://nusantarabertutur.com/  ternyata syarat buat ngirim dongeng ke sana 2500 karakter. Halooo… Buat apa tadi gunting saya beraksi? Mana saya enggak nyimpan tulisan sebelum diedit. Hiks. Nah, supaya teman-teman tidak mengalami hal seperti saya. Yuk, simak apa aja syarat ngirim dongeng ke Nubi. Sebenarnya sih nulis ini buat catatan saya sendiri juga. Saya sering lupa :p

Kamis, 05 November 2015

Candy Crush Mania

Ada masa di mana saya senang main games. Candy Crush Saga adalah salah satu games yang saya mainkan. Selain itu ada Hay Day dan Coda Crush Saga, setipe sama Candy Crush Saga. Tapi sekarang sih sudah jarang saya mainkan semuanya. Hay Day entah kenapa tidak bisa dibuka lagi di ponsel saya. Sedangkan Candy Crush dan Soda Crush sudah terlanjur bosan karena stuck di satu level.

Kesenangan saya akan permainan itu kemudian memunculkan ide untuk menulis satu cerpen. Tentang seorang anak yang kecanduan main games di tabletnya hingga beberapa hal dalam hidupnya berantakan. Nama anak tersebut Fida.

Membaca kisah Fida seperti membaca kisah diri saya sendiri. Hihihi... Dan seperti biasa, apa yang ada di cerpen ini adalah nasehat untuk penulisnya sendiri.

Senin, 02 November 2015

Perjalanan Menuju RumahMu

Tulisan ini dimuat dalam buku Dreams2Reality yang diterbitkan oleh Leutika Prio. Kalau tidak salah ingat terbit tahun 2012

Perjalanan Menuju RumahMu
Oleh : Hairi Yanti

Apa kenangan terlama yang masih bisa kalian ingat? Kalau hal itu ditanyakan pada saya, saya masih ingat kejadian tahun 1989, saat belum genap berusia empat tahun, tepatnya saat kakek saya wafat. Masih teringat jelas kesedihan mama kemudian saya yang sebegitu senangnya bisa ketemu sepupu-sepupu dan tak peduli di tengah suasana duka saya malah asyik bermain. Oleh karena itulah, saya masih mengingat apa yang saya alami pada tanggal 29 Juni 1992, pada waktu ulang tahun saya yang ke tujuh.
           
Pada saat itulah saya bertanya pada tetangga yang masih ada hubungan keluarga, saya memanggil beliau acil (Tante dalam bahasa Banjar).  “Cil, bila ulun menabung seribu sehari, berapa tahun lagi ulun bisa naik haji?”

Kisah Menuju Singgasana Pengantin

            Dahulu kala (Kayak pembuka dongeng :p), ada teman yang bertanya bagaimana menulis resensi buku antologi yang berisi kumpulan cerita atau buku kumpulan cerpen alias kumcer? Setelah mempelajari resensi teman-teman, saya jadi tahu jawabannya.

Kalau resensi novel kan kita hanya menuliskan satu sinopsis cerita. Sedangkan di kumcer ada beberapa cerita. Apa harus dituliskan semuanya? Jawabnya, tidak perlu. Cukup ambil 2 atau 3, 3 atau 4 cerita yang mewakili. Bisa cerita paling inspiratif, paling menarik, atau paling bagus buat dikutip. Karena ada kan media yang mensyaratkan kutipan buku di dalam resensi.

            Ini contoh resensi yang berupa kumpulan kisah yang tergabung dalam antologi My Wedding Story. Resensi ini dimuat di Koran Jakarta. Tulisan perdana saya di media :D

            Bagi yang ingin mengirimkan resensi ke Koran Jakarta syaratnya adalah panjang resensi minimal 4000 karakter dengan spasi dan dikirim ke opinikoranjakarta@yahoo.co.id,opinikoranjakarta@gmail.com

Syarat lengkapnya bisa dilihat di sini

Kisah Menuju Singgasana Pengantin


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...