Jumat, 05 November 2010

Bumi Cinta - Habiburrahman el Shirazy

Bumi Cinta pun sudah sampai di halaman terakhirnya. Dan rasanya ga sabar ingin menulis review tentang novel terbaru karya penulis AAC dan KCB ini. Berbeda dengan novel yang sebelumnya yang mengambil latar Mesir, Malaysia atau Indonesia, kali ini kang Abik mengambil setting Rusia di mana Islam menjadi minoritas.

Di Kota Moskwa, Muhammar Ayyas, tokoh utama novel ini ingin mengadakan penelitian seperti dimintakan sang pembimbing tesisnya. Dengan berbagai alasan yang dikemukakan dalam dialog antara Ayyas dan Devid, teman lamanya, Ayyas harus menempuh ujian keimanan yang sangat berat dengan tinggal dalam satu apartemen yang sama dengan nonik-nonik Rusia yang terkenal sangat cantik.

Ada Yelena, yang mengaku bekerja sebagai agen wisata dan pekerjaannya yang sebenarnya adalah pelacur kelas atas di Rusia, yang mirisnya diceritakan pernah melayani tamu pejabat penting dari Indonesia. (Semoga hanya fiksi.). Yelena digambarkan sebagai wanita yang sangat cantik, yang punya kekuatan menyihir laki-laki yang memandangnya.

Kemudian, Linor.. duh.. (nama Rusia susah nulis nama panjangnya :p), seorang musisi, wartawati dan juga agen Mossad. Linor pun beberapa kali menggoda Ayyas untuk berbuat dosa dengannya. Linor ingin menjadi wanita pertama yang disentuh Ayyas. Serupa dengan cerita Nabi Yusuf dan Zulaikha, maka dia pun mencoba untuk menggoda Ayyas dengan sedemikian rupa.

Selain 2 nama di atas masih ada Anastasia Palazzo, asisten pembimbing yang menggantikan professor yang harusnya membimbing Ayyas. Anastasia digambarkan tidak hanya cantik, tapi juga cerdas dan berbudi pekerti. Di banding Yelena dan Linor, dengan Anastasia ini Ayyas merasa godaannya lebih besar. Karena sikap Anastasia yang lebih manusiawi ketimbang Linor atau Yelena yang sikapnya bejat.

Perjuangan Ayyas tinggal di Moskwa pun berjalan apik di novel ini. Dari bagaimana dia harus mempertahankan keimanannya tinggal di apartemen dengan 2 nonik Rusia, dialog-dialog cerdasnya dengan Anastasia tentang sejarah Islam di Rusia, tentang agama Islam, ataupun ketika Ayyas menjadi pembicara dan mematahkan teori-teori Atheis. Cerita licik para agen Mossad sampai scenario mengkambinghitamkan orang-orang Islam dalam terorisme2 yang terjadi di dunia, tentang sejarah kejamnya Lenin dan Stalin, pembantaian Shabra dan Shatila dan banyak hal baik itu sejarah ataupun ilmu-ilmu baru yang didapat dari novel ini.

Ulasan sy tentang novel ini.. pertama.. cover. Coba lihat deh covernya, nama Habiburrahman el Shirazy dicetak dengan ukuran lebih besar dari judul novelnya. Sy menyimpulkan nama Kang Abik lebih ‘menjual’ ketimbang judulnya yang sy rasa sangat biasa dibanding AAC atau KCB.

Kedua, sy beberapa kali membaca review yang mempertanyakan, mengapa tokoh dalam novel kang Abik selalu dikelilingi oleh wanita-wanita cantik? Entahlah, sy merasa tak perlu mempermasalahkan hal itu. Dan sy merasa di novel ini kang Abik mengusung pesan ‘kecantikan wanita itu yang menjadi sebab para santri dan satria agung batal bertapanya’. Artinya bagi para pria waspadalah dengan yang namanya godaan wanita.

Dalam Bumi Cinta juga diceritakan, apa yang menjadi titik lemah wanita. Jika laki-laki digambarkan keimanannya sebegitu di uji dengan wajah cantik dan tubuh indah, maka hanya dengan pujian, perhatian, dan ketulusan yang disampaikan seorang pria terhadap wanita telah mampu meluluhlantakkan hatinya, bahkan yang bergelar doctor sekalipun seperti Anastasia Palazzo. Bahkan ketika pujian itu hanya disampaikan tersirat tapi sanggup membuat hati wanita berbunga-bunga. Karena itu hati-hatilah dalam memuji dan menerima pujian.

Karena setitik perhatian, senyum tulus dan akhlak yang baik tertuju pada hati seorang wanita dampaknya sama seperti hujaman wajah cantik ke retina mata dan terbayang tubuh indah ke imajinasi laki-laki. Laki-laki dan perempuan, masing-masing memiliki titik lemah di mana ujian akan datang. (Salim A Fillah)

Bagaimana dengan tokoh utama yang digambarkan sempurna? Sama halnya dengan Azzam dan Fahri, tokoh Ayyas juga begitu, betapa Ayyas memegang teguh keimanannya dengan godaan yang tak bisa dibilang ringan, bagaimana Ayyas digambarkan sosok yang sangat takut berbuat dosa. Tidak realistis? Betulkah demikian? Sy malah akhirnya berkesimpulan bahwa terkadang qta memang perlu memalaikatkan manusia dalam sebuah cerita. Karena untuk sebuah keyakinan (atau harapan?) kalau manusia biasa pun bisa menahan godaannya untuk tidak berbuat dosa.

Hingga kemudian tercipta satu kesan di hati pembaca agar dia juga bisa teguh mempertahankan diri dari godaan nafsu. Bukankah qta sering merasa betapa jauhnya keimanan qta dari para Nabi, hingga ketika ada gejolak berbuat dosa, ‘ah.. aku bukan Nabi yang bisa sempurna, ku tak luput dari dosa.’ (ini mah lagu.. :p).. Nah, mungkin karena itulah kang Abik menggambarkan sosok-sosok sempurna itu, sehingga akan ada satu kesimpulan kalau manusia biasa bisa menghindari godaan dosa yang sebegitu besar dengan keimanan yang kuat menghunjam dada.

Bagaimana dengan para tokoh yang terlihat sebegitu mudahnya mendapat hidayah? Sy merasa tak mudah2 amat kok. Karena proses mereka mendapatkan hidayah melalui proses yang panjang juga. Dan di sinilah kemudian sy kembali diingatkan, kalau masalah Hidayah itu betul-betul menjadi hak Allah yang akan Dia berikan pada siapa saja yang dikehendakiNya. Dan mereka yang telah begitu nistanya dalam berbuat dosa, bisa saja dengan kehendakNya bertaubat dan menjadi suci seperti bayi yang baru lahir.

Yang sy rasa janggal hanya tokoh Devid, dia ada di awal cerita, menghilang di hampir seluruh cerita dan kemudian muncul tiba-tiba di akhir cerita. Lihat deh bagaimana janggalnya Devid muncul di apartemen Ayyas yang baru dengan mengatakan kalau dia tau alamat Ayyas dari Yelena, padahal jelas2 Ayyas tidak memberikan alamatnya pada Yelena, jika ingin bertemu cukup sms atau tinggalkan pesan di KBRI, kata Ayyas pada Yelena. Ah, hanya kritik kecil. Atau sy yang salah membaca?

Terakhir.. sy sungguh suka endingnya. Sungguh suatu ending yang membebaskan. Di sini sy benar-benar merdeka untuk menentukan ending yang sy mau. Hehe….

Oya, satu lagi. Sy selalu kagum dengan gaya menulis kang Abik bagaimana mendeskripsikan Rusia dengan sangat detail dan begitu piawai memasukkan unsur dakwah dalam cerita, walau dalam banyak bagian terasa dialog yang sangat panjang dan seperti membaca makalah saja. Tapi sama halnya dengan AAC dan KCB novel ini memang terlalu sayang untuk dilewatkan.

Kutipan-kutipan yang sempat terdeteksi… ^^

Menikahlah sebelum anda dipaksa menikah :))

Untuk sebuah rasa cinta yang mendalam dan rasa rindu yang tak tertahan, jarak sejauh apapun tidak menjadi penghalang (salah satu contoh rindu qta pada Tanah Suci)

Dari segi modal dan fasilitas yang diberikan Tuhan kepada negerimu, kalau diibaratkan, negerimu itu kelas hotel bintang lima lebih. Tetapi karena bangsamu dan para pemimpinnya tidak bisa mengurusnya, jadinya ya seperti kelas bintang melati yang memprihatinkan.


Dalam suasana hati kurang nyaman, manusia memang paling mudah berburuk sangka

Yang memberi qta kekuatan adalah Allah, yg memberi kemampuan berpikir juga Allah, dan yg menjaga dari segala yang tidak baik adalah Allah

Takjub pada diri sendiri menurut para ulama adalah sifat tercela, termasuk pernyakit hati yang harus diberantas. Sebab takjub pada diri sendiri ibaratnya adalah saudara kandung takabbur (takjub terhadap diri sendiri = narsis???)

Menikah tidak semata-mata pertemuan laki-laki dan perempuan dalam akada yang sah. Pernikahan harus menjadi langkah lebih maju dalam mengabdi dan beribadah kepada Allah.


*Maaf... reviewnya berantakan dan panjang beneeerrr... .. :)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...