Selasa, 01 Maret 2016

Tentang Impian Menerbitkan Buku

Mengapa betah menunggu satu tahun untuk dimuat di satu majalah?

Mengapa tak mengumpulkan saja cerpen-cerpen yang saya tulis kemudian dibukukan?
Dua pertanyaan itu beberapa waktu yang lalu dilontarkan seorang teman kepada saya, saat saya mengabarkan tentang cerpen saya yang dimuat di majalah dan ketika ada teman yang bertanya berapa lama masa menanti, saya menjawabnya satu tahun. Kedua pertanyaan tersebut memang sudah berlalu, namun untuk beberapa saat saya terus memikirkannya.

Saya bukan tak ingin menerbitkan sebuah buku. Sangat ingin malahan. Jauh sebelum saya mengenal menulis untuk media, saya sudah bermimpi untuk menulis naskah sebuah buku dan diterbitkan di sebuah penerbit mayor. Buku saya tersebar di seluruh toko buku besar di seantero Nusantara. Ah, bahagianya.
Kapan buku kamu ada di rak ini, Yan?


Walau sama-sama berbentuk sesuatu yang dibaca, majalah atau koran tentu berbeda dengan buku. Buku bisa lebih lama berada di rak sebuah toko buku. Buku juga bisa menjadi penghuni sebuah perpustakaan. Buku yang ditulis oleh kita sendiri atau buku solo akan mencatat nama kita di halaman depannya.

Mimpi saya adalah menulis sebuah novel remaja atau dewasa. Bercerita tentang kisah cinta yang manis dengan tetap memasukkan unsur motivasi di dalamnya. seperti Kisah Aku, Juliet! Yang ditulis oleh Mbak Leyla Hana, ada pesan tentang berbahayanya tawuran di sana. Atau seperti kisah-kisah yang ditulis Mbak Riawani Elyta, cerita romance tapi sangat santun tanpa mengumbar adegan dewasa namun tak kehilangan sisi romantisnya.

Sebuah mimpi hanya tetap mimpi jika kita tak bergerak mewujudkannya. Untuk buku jalan yang harus saya lewati sedemikian panjang dan saya hanya memandang jalan itu dari kejauhan. Melewatinya sedikit, lalu kemudian mundur lagi ke belakang. Entah sudah berapa banyak bab pertama dari sebuah novel yang saya tulis. Ada juga sebuah naskah yang sudah saya tulis sampai 60 halaman. Pernah juga saya menulis lengkap dari sinopsis, alur per bab hingga ending, namun semuanya hanya sampai di situ. Tidak ada kata 'selesai' yang saya tulis di akhir sebuah tulisan.

Namun, suatu hari saya berhasil juga menuliskan kata selesai tersebut. Pada sebuah naskah novel anak yang saya kerjakan di bawah bimbingan Uni Dian Onasis di kelas menulis Permen. Ah, ternyata saya bisa juga menuliskan tuntas sebuah naskah novel.

Hal itu kemudian membuat saya berpikir, mungkin saya perlu ikut kelas menulis juga untuk menulis tuntas sebuah novel remaja atau dewasa. Dengan ikut kelas menulis, saya terpacu menulis secara rutin bab demi bab setiap minggu. Menyetorkannya di kelas, kemudian mengedit sesuai arahan Guru Menulis. Sampai akhirnya novel itu pun sampai pada ending.


Untuk novel remaja dan dewasa atau nonfiksi, Ada kelas menulis yang digagas oleh dua penulis keren mbak Leyla Hana dan Mbak Riawani Elyta yaitu kelas Smart Writer. Mungkin dengan ikut kelas tersebut saya bisa menuliskan kata selesai di penghujung naskah saya. Hingga bisa menghasilkan sebuah novel roman yang santun dan bergizi seperti novel-novel yang ditulis Mbak Riawani Elyta dan Mbak Leyla Hana.

http://www.smartnulis.blogspot.co.id/2016/02/1st-giveaway-smart-writer.html

25 komentar:

  1. Semoga terwujud keinginannya, Mbak.
    So, semoga jadi salah satu pemenang ya biar bisa belajar langsung sama kedua mentor hebat itu. Salam kenal dari Pemalang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. Aamiin.. Makasiiih, Mas.
      Salam kenal juga dari Kalimantan :-)

      Hapus
  2. aku mah nulis cerpen juga nggak bisa mba huhu..
    tapi kepengen juga buku kita bisa nangkring di rak gramed..
    hayooo pasti bisa mba..
    semangaaattt :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Kita punya impian yang sama ya. Semoga segera bisa terwujud :-)

      Hapus
  3. semoga mimpinya segera menjadi kenyataanyah Mbak, amin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Makasiih, Mbak Irawati. Semoga mimpi mbak jg jadi kenyataan :-)

      Hapus
  4. Semoga impiannya segera terwujud.
    Aku pengin juga nulis novel, tapi nulis cerpen aja susah banget hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada ga ya yang langsung nulis novel, sepertinya ada mbak :-) Karena ada yg lebih leluasa bercerita panjang ketimbang pendek seperti cerpen :-)

      Hapus
  5. wow, Insya Allah bisa Yanti, semoga tercapai ya. Aku juga belum punya novel xixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi Mbak Naqiy udah punya buku solo. Ynt belum. Hiks.
      Aamiin buat doanya. Doa yg sama buat mb Naqiy :-)

      Hapus
  6. impiannya kereeen banget
    pasti bisa, semangat mbak Yanti

    BalasHapus
  7. soal buku aku punya mimpi yang masih kuat dipegang tapi entah kapan terealisasi. Aku pengen terbitin novel perjalanan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Donna pasti keren kalau bikin novel perjalanan. Gaya bahasa Mbak Donna di blog asyik. Senang bacanya :-)

      Hapus
  8. Mimpi kita sama, tapi sepertinya aku ketinggalan jauh di dunia menulis ini. hiks

    BalasHapus
  9. Yg terpenting punya niat yg kuat buat bisa selesaikan hingga jadi novel.. :p

    BalasHapus
  10. saya juga pengen punya karya dalam rak2 buku tsb mba Yanti hehe

    BalasHapus
  11. Amin.. pasti bisa mba. Kurang lebih resolusi kita sama. Ayok mba nongkrong bareng kita.. :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk, Mbak Ira, kita sama2 mengejar mimpi kita :-)

      Hapus
  12. semoga terwujud mba.

    btw.. ijin gabung mba

    BalasHapus
  13. Semoga tercapai y mba, saya juga punya impian yang sama. Tetapi untuk saat ini minimal saya bisa bermanfaat untuk orang lain, meski tulisan saya tak secanggih penulis2 lain minimal ada org yang membaca dan syukur2 menginspirasi.
    Mba Yanti jg inspirasi saya agar berkarya menulis cerpen terbit di majalah. Sukses sll mba :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...