Masakan ini sudah saya kenal sejak kecil.
Salah satu menu untuk makanan sehari-hari juga di bulan Ramadhan untuk menu
buka puasa. Makanan kampung dan makanan rumahan banget. Juga makanan khas
Banjar yang jarang disebut-sebut, padahal rasanya juara.
Selain yang biasa dibikin oleh mama, saya
juga kerap menjumpai makanan ini di warung langganan. Apalagi pas Ramadan
seperti sekarang, di Pasar Ramadan masakan ini lumayan banyak dijual. Begitu
pun ketika ada acara kumpul keluarga setiap pekan, Tante saya juga sesekali
memasak masakan ini.
Sebelum Ramadan, di satu grup yang saya ada
di dalamnya, teman-teman ramai membicarakan masakan ini. Membaca obrolan teman,
saya pun jadi kepengin. Teman saya memberikan resep dan saya kasih bintang
resep tersebut agar tidak hilang.
Namun, tak afdhol rasanya kalau tidak
menanyakan resep ke guru memasak saya. Siapa lagi kalau bukan mama terdjintah.
"Emang di sana ada ikan asin haruan,
Ti?" Tanya mama. Saya dibuat kaget mendengar pertanyaan mama.
Ikan Asin Haruan |
"Tidak bisa pakai ikan asin lain ya,
Ma?" Tanya saya. Sembari memikirkan ada tidak di penjual ikan asin
langganan saya ikan asin haruan atau ikan asin gabus.
Ikan asin haruan atau toman |
"Emmm," mama kedengeran ragu.
"Dicoba aja deh," jawab mama akhirnya kemudian memberikan resep.
Qadarullah, beberapa hari setelah bertanya,
sepekan sebelum Ramadan, ada sesuatu yang membuat saya mudik ke kampung
halaman. Jadi, saya pun memanfaatkan kesempatan itu untuk menikmati garih
batanak. Simpel, tinggal beli di warung dan makan. Rasanya lezaaat sekali.
Ketika mau kembali ke Kaltim, tak lupa saya
mengajak mama ke pasar buat membeli bahan baku garih batanak ini. Apalagi kalau
bukan ikan asin haruan atau bisa juga ikan asin toman atau tauman. Karena saat
saya membeli ikan asin haruan kurang kece, jadilah yang dibelikan mama adalah
ikan asin toman atau tauman.
Lapak Ikan Asin di Barabai |
Ketika sampai di Kaltim, sudah H-1 Ramadhan.
Jadilah saya eksekusi resep ini saat Ramadhan sebagai menu buka puasa.
Bagaimana komentar suami? Katanya dia suka tapi kurang pedas. Saya pun merasa
ada yang kurang di masakan saya. Saat menelpon mama dan laporan kalau saya
sudah bikin garih batanak ini.
"Tapi, laosnya terlalu berasa dan kata
Kak Beny kurang pedas, Ma," lapor saya.
"Kurangin laosnya. Tambahkan cabe,"
ujar mama.
Suami juga memberikan saran agar dikasih cabe
rawit utuh di dalamnya. Suatu hal yang tidak pernah dilakukan di rumah karena
di rumah orangtua saya pada tidak tahan pedas. Tapi, setelah saya eksekusi
untuk kedua kali dengan menambahkan cabe rawit, wah, rasanya memang semakin lezat.
Berikut resepnya.
Bahan :
Ikan asin gabus (haruan) atau tauman kira-kira 200-250 gram potong-potong dan cuci bersih.
Santan (saya menggunakan dari setengah butir kelapa)
Telur bebek 3 biji
Bawang merah 5-10 siung (saya suka bawang merah yang banyak)
diiris tipis
Tomat 2 biji diiris menjadi 4 bagian
Cabe merah besar dan cabe hijau besar masing-masing satu buah
diiris tipis
Cabe rawit sesuai selera
Serai satu batang memarkan
Laos satu ruas jari memarkan
Kunyit secukupnya memarkan
Garam dan gula (jika diperlukan)
Cara memasak :
Ini tipe masakan yang simpel banget. Tinggal cemplung-cemplung.
Rebus santan, masukkan ikan asin. Cemplungkan laos, kunyit dan
serai. Setelah ikan asin agak empuk, masukkan bawang dan cabe-cabean. Kemudian
tomat.
Setelahnya masukkan telur bebek mentah. Jangan diaduk sebelum telur
bebek mengeras atau matang. Setelah telur matang, tes rasa. Jika kurang asin
tambahkan garam. Jika suka bisa tambahkan gula sedikit ya.
Jangan menambahkan garam sebelum tes rasa, karena rasa asin juga
didapat dari ikan asin. Jadi garam ditambahkan jika hanya diperlukan.
Selesai dan siap dinikmati dengan nasi putih
hangat. Tomat dan cabe bisa dimasukkan belakangan agar tidak hancur ketika
direbus. Tambahan belimbing wuluh akan semakin membuat lezat garih batanak,
sayangnya saya tidak nemu yang jual di pasar.
Garih Batanak |
Garih batanak ini adalah salah satu menu khas
dari Banjar, Kalimantan Selatan. Dan saya menikmatinya di Ramadan ini sebagai
salah satu menu buka puasa.
Kenapa pakai telur bebek? Karena untuk
menambah lauknya. Hihihi.. kalau ikan asin doang kan kurang seru. Ditemanin lah
itu ikan asin dengan telur.
Bisa pakai telur ayam? Sepertinya bisa tapi
di daerah saya memang lazimnya pakai telur bebek untuk sebuah kelezatan yang
tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Mantap jiwa..
BalasHapusMau lagiiiii
HapusWah ngiker saya. Ikan asin plis sayur bening pasti wenakkk. Sama kayak saya postingannya tentang menu buka puasa hihi
BalasHapusIya banget. Ikan asin enak terusss... hihihi...
HapusOh semacam gulai ikan asin ya tapi telur bebek. Memang kalau telur bebek kan lebih enak ya.
BalasHapusIya mbak. Telur bebek lebih saya suka karena kuning telurnya gede. Tapi lebih banyak kolesterolnya sih. Hihihi...
HapusMenggiurkan pisaaan...
BalasHapusSaya pun ngiler mbak... hihihi...
Hapusbaru tau deh masakan ini ..., terbayangkan lezatnya dan gurihnya.., pakai ikan asin gabus yang memang ikan asin paling enak
BalasHapusah siap dicoba
BalasHapusMohon maaf kak, kami minta izin menggunakan gambar "Ikan Asin Haruan" nya ya kak 🙏😁
BalasHapus