Selasa, 02 Januari 2018

Tentang 30 Hari Bercerita

            Setiap mendengar ada tantangan menulis setiap hari, tiap itu pulalah ada keinginan hati untuk ikut. Tapiii… keinginan itu selalu maju mundur dengan cantiknya dan si mundur selalu menang.

Saya beralasan, saya ingin menulis setiap hari tapi tak perlu pakai tantangan yang diumumkan ke khalayak ramai. Apalagi kalau tulisan itu diunggah ke media sosial. Saya tidak ingin melakukannya karena saya ingin menulis yang serius, yang menghasilkan buat dikirim ke media atau penerbit.

Tapi nyatanya? Semua lewaaaat begitu aja.

Menulis buat media? Tidak adaaaa…

Menulis buku? Lewaaaat semua… Ngeblog pun jarang.

Sementara waktu adalah sesuatu yang tidak bisa kita tahan untuk terus berlalu.

            Beberapa hari yang lalu, saya menemukan ada teman yang memposting foto 30 hari bercerita di Instagram. Seperti sebelumnya, ada keinginan untuk ikut walaupun kembali ada ‘suara’ yang berusaha mencegah. Tapi kali ini saya tekadkan buat ikutan. Alasannya karena 2017 saya benar-benar mundur dalam membiasakan menulis, jadi tak ada salahnya kalau saya membiasakan diri lagi dengan mengikuti #30haribercerita.

      Saya langsung kepikiran untuk mengikuti #30hari bercerita itu di Instagram saya yang baru @hairireads, akun instagram yang saya buat untuk membahas, memotret, dan mengupas tentang segala bacaan tapi belum sempat saya isi. Tersebab sesuatu yang tidak bisa saya ceritakan di sini, saya sangat jaraaaang mem-posting tentang buku di IG utama saya @hairiyanti

Oya, di IG saya yang baru itu saya bilang mengeja segala cerita tentang membaca. Sengaja sih bilangnya ‘membaca’ bukan buku karena memang tidak ingin terfokus pada buku saja. Kalau bacaan nanti cakupannya bisa lebih luas. Bisa membaca cerpen di media, membaca berita, membaca postingan blog atau pun membaca perasaan yang gundah gulana. Halah…

Tentang 30 hari bercerita itu… ini baru masuk hari kedua sih tapi sudah lumayan menantang. Hahaha… Jadi, saya udah niat hari pertama itu mau cerita tentang kebiasaan yang diambil dari buku Ustadz Felix Siauw ‘How to Master Your Habits’, eh, saya cari-cari bukunya enggak nemu.

Sempat bingung juga gimana motretnya, akhirnya saya pilih deh memotret foto buku Ustadz Felix Siauw yang lain dengan caption tetap cerita tentang buku How To Master Your Habits. Eh, pas sudah di-posting ada teman yang komen kalau bukunya ada sama dia. Hihihi… Hari pertama udah merasakan hikmah dari #30haribercerita jadinya ya. Ketemu sama bukunyaaa….
30 hari bercerita hari pertama

Saya lihat juga foto-foto yang ikut #30haribercerita itu tidak foto yang dijeptret semua. Maksudnya ada beberapa fotonya hanya berupa tulisan, kemudian bercerita di caption. Kan, intinya #30haribercerita bukan #30harimemotret. Hehehe…
30 hari bercerita hari kedua

Beberapa teman, ada yang bingung apa maksudnya dengan ‘ngeblog di Instagram?’ dalam 30 hari bercerita itu. Apa di-posting di-IG dan kemudian di-copas ke caption IG? Kalau saya sih mengartikannya ‘Ngeblog di Instagram’ itu ya bercerita seperti di blog di Instagram. Hanya memanfaatkan caption di Instagram itu jadi emang enggak ada hubungannya dengan blog. Cuman mungkin karena caption atau ceritanya bisa panjang dan membutuhkan ‘energi’ lebih daripada menulis caption biasa, makanya panitia menyebut ‘Ngeblog di IG’. Intinya sih ya 30 hari bercerita itu…

Saya juga jadi senang baca cerita-cerita yang mengikuti 30 hari bercerita juga. Terkagum-kagum dengan beberapa tulisan yang terlihat ringan padahal sangat berisi. Juga tulisan-tulisan yang runut dari pembukaan – isi – penutupan. Ada juga yang sudah bikin pola dalam bercerita, misal 10 hari pertama mau cerita tentang apa, 10 hari berikutnya lain lagi. Sepertinya juga ada yang menulis fiksi berupa cerita bersambung.

Kalau saya cerita apa? Banyak curhat aja sih sepertinya. Ini pun belum tahu besok mau cerita tentang apa. Masih belajar menulis yang runut dengan tema yang apik serta penceritaan yang asyik. Satu aja sih harapan saya mengikuti ini, bisa ikut sampai 30 hari tanpa bolong. Hehehe…

9 komentar:

  1. Saya juga lagi belajar nulis, Mbak. Tosss... kalau saya, alasan mandek nulisnya kebanyakan karena sibuk urus baby. Padahal kalau dipikir-pikir, selalu ada waktu luang kalau memang aku mau cari. Yuk, semangat bareng-bareng, mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gapapa Mbak Astrid, nikmati dulu momen bersama baby-nya karena itu prioritas utama kan ya :D Ayo semangat mbak. Moga baby-nya selalu sehat yaaa...

      Hapus
  2. aku belum yakin bisa komit kalau ikutan mba Yanti wkwkwk wong IG sendiri aja suka banyak sarang laba2nya males update :D

    baiklah akan ku follow @hairireads y mba

    BalasHapus
  3. Kalau telat masih beh ikutan gak ya mbak? Hehe😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa mbak.. dirapel aja dari hari 1 sampai 8. Hehehe..

      Hapus
  4. 30 hari bercerita memang enak sih untuk disimak ketimbang baca caption kagak jelas, hahah... Walau memang membutuhkan waktu lebih ya, karena bisa ada 3 paragraf lebih, tapi tetaplah menyenangkan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi... benar, Mbak. Butuh waktu lebih buat nulis juga bacanya :D

      Hapus
  5. Aku juga ikutan ini, tapi memutuskan berhenti di hari kesembilan barengan berhenti dari instagram, wkwk.

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...