Selasa, 09 Juli 2019

Tradisi Kenduri Khitan, Haji, dan Maulid


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kenduri adalah kata yang menunjukkan sebuah perjamuan  untuk memperingati peristiwa, minta berkat, dan sebagainya atau dalam kata lain disebut selamatan. Banyak peristiwa yang membuat orang-orang mengadakan kenduri, dan tiap daerah punya tradisi masing-masing. Jangankan beda pulau atau beda provinsi, beda kabupaten masih dalam satu provinsi yang sama bisa beda tradisinya. Bahkan… Beda desa pun bisa beda juga.

Kenduri Khitanan

Dua pekan belakangan yang sangat ramai diadakan kenduri adalah dalam rangka khitanan atau sunatan. Di jalan-jalan kerap saya temui tulisan untuk menunjukkan arah yang ke punya hajat. Bahkan di jalan masuk tempat saya tinggal, dalam satu hari ketika akhir pekan bisa ada dua acara selamatan khitanan. Momen liburan sekolah untuk anak-anak memang waktu yang pas buat khitanan. Jadilah undangan kenduri buat khitanan di mana-mana.
Perjamuan
Foto jamuan acara maulid di salah satu Pondok Pesantren


Tentang kenduri untuk khitanan atau sunatan, di Balikpapan, kota yang saya tinggali sekarang berbeda dengan Barabai, kota kelahiran saya. Saya masih ingat saat sepupu saya disunat, hanya mengarahkan para jamaah masjid selepas shalat berjamaah di masjid ke rumah, untuk membaca doa selamat dan makan nasi bungkus. Gitu doang sebagai bentuk selamatan khitanan.

Sementara di Balikpapan, selamatan khitanan diadakan lebih meriah. Tenda dipasang di depan rumah. Rumah dihias dengan satu kursi seperti singgasana tempat yang dikhitan duduk. Kursi dan meja disusun untuk para tamu menikmati jamuan. Jamuan pun beraneka rupa, dari prasmanan, bakso, soto, siomay, hingga aneka kue dan minuman. Undangan pun dicetak khusus yang dibagikan kepada rekan, kerabat, dan keluarga dari orangtua. Bahkan tukang foto disewa untuk mengabadikan momen tersebut.

Walimatussafar

Setelah musim kenduri khitanan, maka menjelang bulan Dzulhijjah, kita akan memasuki kenduri untuk naik haji. Istilahnya Walimatussafar atau perjamuan menjelang perjalanan Haji yang akan dilakukan oleh seseorang.

Beberapa kali kakak ipar saya yang punya bisnis catering mem-posting tentang kebiasaan walimatussafar di mana catering beliau dapat pekerjaan di acara tersebut. Kata beliau, di sana memang sudah menjadi tradisi walimatussafar diadakan seperti pesta perkawinan. Mengundang banyak tamu untuk menikmati perjamuan dan sekaligus pamitan serta mendoakan yang akan berangkat.
Perjamuan

Di daerah sini hal serupa khitanan juga diadakan untuk walimatussafar. Bikin undangan cetak, disebar ke beberapa kerabat, tetangga, keluarga. Dijamu makananan. Dan pihak penyelenggara menyediakan makanan. Oh iya, para tamu yang datang juga biasanya memberikan amplop kepada tuan rumah.

Lain ladang, lain belalang.
Lain lubuk, lain ikannya.

Di kota kelahiran saya, Barabai, salah satu kota kecil di Kalimantan Selatan, acara menjelang seseorang berangkat haji berbeda lagi. Biasanya dilakukan shalat hajat yang mengundang keluarga atau tetangga, yang diundang pun biasanya hanya pria. Untuk wanita yang diundang pada saat ini hanya keluarga terdekat atau kerabat dekat.

Biasanya acara dimulai menjelang maghrib untuk kemudian shalat maghrib berjamaah, setelahnya disambung shalat hajat berjamaah. Hajat yang diminta tentunya berharap untuk keselamatan, kemudahan, dan haji yang mabrur buat yang akan berangkat haji. Setelah shalat dibaca doa selamat, kemudian makan-makan.

Beberapa hari sebelum keberangkatan, rumah yang akan berangkat haji biasanya pintunya akan terbuka. Akan ada tamu-tamu yang datang, dan ini siapa saja boleh datang, tidak diundang secara khusus. Istilahnya “Maelangi urang naik Haji” yang artinya berkunjung ke rumah yang mau naik haji.

Tuan rumah pun biasanya sudah siap menerima tamu dengan menyiapkan kue kering atau kue basah serta minuman untuk tamu yang datang. Semakin mendekati waktu berangkat, tamu yang datang akan semakin banyak. Tamu pun biasanya akan menyerahkan amplop kepada yang mau berangkat. Perkara yang mau berangkat mau menerima atau tidak, itu urusan masing-masing.

Waktu saya mau berangkat, mama sudah berpesan agar saya menolak mereka yang menyerahkan amplop. Tapi, sebagian besar memaksa, seperti salah satu nenek saya (Adik dari nenek kandung saya) yang memaksa dengan kata-kata “Aku handak manyangui cucuku yang handak ka Makkah” – Aku mau ikut ngasih uang saku buat cucuku yang mau berangkat ke Mekkah –

Atau teman-teman saya yang ketika datang saya tolak dan mereka maksa dengan kalimat, “Uma, Yan. Kami handak ae jua duit kami dibelanjakan di sana.” Kalau sudah gitu ya mau gimana…. Hehehehee….

Peringatan Maulid

      Nah, untuk maulid atau bulan Rabiul Awal, daerah kelahiran saya, kabupaten Hulu Sungai Tengah juga punya tradisi. Kenduri untuk maulid ini ramai diadakan sepanjang bulan Rabiul Awal. Acaranya pun semarak (Walau sekarang tak sesemarak dulu lagi). Acara maulid digelar per RT, tiap rumah dalam satu RT itu mengadakan kenduri (Siapa yang mau sih. Kalau ga mau ya tidak apa-apa). Di mana akan ada undangan ke RT lain atau pondok pesantren.


Satu undangan untuk satu rombongan yang biasanya berjumlah 10 orang. Rombongan akan datang pada waktu yang ditentukan, untuk kemudian masuk ke salah satu rumah. Membacakan habsyi atau syair maulid, berdoa, dan makan-makan. Itu acara puncaknya yang biasanya di Barabai diadakan setelah shalat isya (Di beberapa desa diadakan pagi hari).
Acara Maulid

Tapi sebelum acara puncak itu, beberapa rumah ada yang menyelenggarakan yang namanya ‘Saruan Datang’ alias kerabat diundang untuk datang aja (Tanpa membaca syair maulid atau habsyi). Mereka yang datang ini akan langsung makan, kemudian pulang. Hehehe… Biasanya yang datang membawa gula pasir 1 kg. Kalau mau lebih ya tidak masalah. Mau ditambah teh, kopi, atau lainnya dalam bungkusan gula juga ada. Setelah makan dan ingin pulang, tamu akan diberi bungkusan lagi berupa makanan.


Itulah tradisi kenduri yang tentunya di tiap daerah berbeda satu sama lain. Bagaimana dengan kenduri di daerah, Teman-teman?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...