Rabu, 13 Juli 2022

Pindahan Rumah yang (Sedikit) Dadakan

 

cat bawaan developer. Pan kapan mau diganti. Wkwkwk....

Pembangunan rumah berlangsung sekitar 8 bulan. Dalam akad jual beli yang kami lakukan ada batas waktu penyerahan rumah. Batasnya akhir Juni tahun 2022. Tapi kata developernya bisa lebih cepat.

Tadinya saya pikir akan bisa pindah pada bulan April 2022. Melalui Ramadhan di rumah baru. Apalagi pada bulan Februari, tukang bilang sebentar lagi selesai. Paling satu bulan lagi. Eh, ternyata molor sampai Juni.

Menjelang akhir Juni pun sebenarnya rumah belum 100% selesai. Ada pagar dan mini garden yang belum dikerjakan sama sekali serta beberapa hal yang perlu dibereskan. Pihak developer beralasan karena banyak perubahan di fisik rumah sesuai permintaan kami, jadi pembangunan pagar dan mini garden tertunda. Padahal kalau dipikir-pikir, pembangunan dalam rumah kagak ada hubungannya sama pagar. Eh ada sih hubungannya. Tukangnya sama. Wkwkwk...

Namun, fisik rumah sudah bisa ditempati. Karena kost kami habis di akhir Juni, jadi deh kami mengusahakan pindah di akhir Juni. Supaya tidak bayar kos lagi. Mayan kan 1,85 juta.

Pekan yang Sibuk

Akhir Juni kemudian menjadi pekan yang sibuk buat saya dan suami. Setelah serah terima kunci di hari Sabtu tanggal 25 Juni 2022, beragam persiapan kami lakukan buat pindah. Saya pun sebenarnya sudah sortir-sortir barang di kost untuk diangkut ke rumah baru. Yang mencengangkan saya adalah tiga tahun ngekost ternyata saya menumpuk barang banyak sekali. Hadeeeh....

Setelah serah terima kunci, ada pemasangan AC dan menunggu kulkas dan kipas angin diantar. Tukang juga masih bekerja menyelesaikan beberapa hal yang belum tuntas. Kami membeli AC, kulkas, dan kipas angin di toko yang sama tapi ternyata pengantarannya berbeda. AC diantar sama tim yang memasang sendiri, kulkas dan kipas angin beda lagi. Nanti insyaAllah saya cerita soal AC dan kulkas yang kami pilih.

Hari Sabtu itu berasa melelahkan sekali buat saya dan suami. Apalagi kami juga bolak balik ke dealer buat service rutin dan memeriksakan mobil yang terasa tidak nyaman saat dikendarai. Sepertinya shock depannya sudah tidak berfungsi lagi.

Saya dan suami kemudian menyusun jadwal selanjutnya. Senin ada janji pemasangan internet yang ternyata molor banget waktunya. Selasa pasang gorden sekalian packing, Rabu persiapan selamatan dan packing juga kemudian Kamis kami memindahkan semua barang dari kost ke rumah baru. Rasanya jadwal pekan itu padat sekali, setiap waktu berharga. Saya dan suami juga menjaga waktu istirahat kami agar tetap sehat dan fit.

Di hari Selasa, saya dan suami subuh hari sudah ke rumah baru. Membersihkan bak mandi agar bisa diisi. Pekerjaan yang bisa dicicil, dicicil dulu. Sewaktu suami mau berangkat kerja, terbitlah pengumuman dari Pak RT yang bilang jalan besok Rabu mau dicor. Jadi motor dan mobil tidak bisa lewat jalan depan kost. Paling cepat banget seminggu baru bisa dilewatin. Malahan pengumuman yang tertera jalan tidak bisa dilewati sampai 14 Juli.

Jeng ... Jeng ... Jeng ....

Saya langsung kelabakan. Suami pun di kantor katanya tidak bisa berkonsentrasi. Kami pun mengatur ulang jadwal. Pindahan yang direncanakan Kamis, harus dimajukan hari itu juga. Mana mobil juga mau diantar ke dealer buat diganti bagian shock depan yang sudah mati. Loh bukannya udah di hari Sabtu? Belum. Di hari Sabtu kami masih galau mau ganti atau tidak, jadi cuma service rutin aja. Hihihi….

Suami kemudian berkoordinasi dengan sepupunya yang mau membantu pindahan. Mencari mobil pick up pengangkut barang. Saya bilang ke suami, dia baik-baik aja di kantor biar saya yang urus semuanya. Padahal hati ketar ketir juga menghadapinya. Tapi saya bawa happy dan bilang ke diri sendiri bahwa pindahan paling dramatis pernah saya alami dulu pas rumah saya kebakaran. Jadi, ini sungguh tidak ada apa-apanya. Waktunya panjang.

Jadinya saya pagi-pagi ke dealer buat bikin janji kalau mobil mau diantar siang, kemudian ke rumah baru buat menunggu pemasangan gorden. Saat tim pemasangan gorden datang, saya buru-buru ke kos buat packing. Semua seperti diburu waktu. Salah saya juga sih kenapa packing tidak sebelum-sebelumnya. Saya merasa barang yang saya punya tidak banyak jadi sebentar saja packing-nya. Eh ternyata pas dikumpulin banyak juga. Huhuhu....

Untunglah kemudian suami bisa izin di siang harinya. Jadi saya ada temannya mengurusi pindahan ini.

Akhirnya barang-barang cuma di-packing pakai plastik


Sopir Pick Up yang Ngeselin

Ketika saya pindahan dari Handil ke Balikpapan tiga tahun yang lalu, saya juga pakai pick up buat angkut barang dan itu sopirnya baik sekali. Sangat membantu dalam proses angkat-angkat. Sayangnya saya kehilangan nomor hape beliau.

 

Kalau pick up yang saya pesan ini sungguh tidak membantu. Saya sampai dibuat kesal. Padahal pas saya tanya ditelpon saya tanya dulu bisa kan sama angkat-angkatnya dan dia bilang bisa. Saya juga tidak menawar harga yang diberikan walaupun terasa mahal karena ya itu, buat sekalian bayar tenaga beliau untuk angkat. Untuk sekali jalan 150 ribu, saya kalikan dua karena dua kali jalan. Padahal sebelumnya sopirnya bilang terserah aja nambahinnya buat yang sekali jalan. Ya udah kan saya bilang saya kalikan dua aja tapi bantu angkat-angkat ya Pak. Beliau iyakan aja.

Tapi ketika proses angkat-angkat orangnya sok pura-pura bicara ditelpon atau berdiri di depan pintu pakai sepatu kaya mau masuk tapi malas buka sepatu. Pas saya dorong barang ke depan pintu, enggak juga dia angkat. Diam aja. Sungguh saya kesal sekali. Wkwkwk....

Mana capek, mana buru-buru, mana dapat sopir kaya gitu. Hihihi...

Memindahkan Barang Malam Hari

Saat itu saya mengorder pick up pengangkut cuma dua kali jalan. Sekali jalan ke rumah mertua bawa kulkas dan drum. Sekali jalan ke rumah baru angkut barang-barang yang bisa diangkut. Sisanya kami angkut sendiri pakai mobil malam harinya. Rasanya cuapeeeeek sekali.

Saya pengin nangis tapi enggak bisa nangis. Huhuhu.... Mana kamar kos saya kan ada di lantai 2, jadi perlu turun tangga buat angkut barang. Diperlukan waktu 1,5 jam kami angkat barang menuhin mobil kemudian antar ke rumah baru. Malam itu total kami tiga kali bolak balik dan saya baru selesai jam setengah 2 membereskan semua barang dan ditumpuk di tengah.

Beres? Tentu saja tidak. Esok subuhnya kami perlu dua kali lagi bolak balik untuk angkut barang-barang. Satu kalinya hanya untuk mengangkut sampah. Huhuhu.... Sebenarnya ada banyak sekali barang yang sudah tidak bisa dipakai tapi saya simpan-simpan. Yang pada akhirnya proses penyimpanan itu hanya menunda untuk dibuang.

Kesalahan saya pada proses pindahan ini adalah tidak packing semuanya di awal. Hanya beberapa barang yang saya masukkan dalam kontainer dan koper. Selebihnya enggak. Beda saat mau pindahan dari Handil ke Balikpapan, saya pakai kardus-kardus buat packing barang. Mungkin karena ini berasa dekat jadinya ya sudahlah seadanya saja. Tadinya saya pikir, saya angkut barang pakai tempat-tempatnya langsung saja. Tapi ternyata tidak efektif.

Makanya pas tetangga di kost mau bantu angkat kebingungan juga kami mau bantu angkat apa. Karena ini proses angkatnya sekalian packing. Pelajaran banget sih ini. Tapi berharap enggak pindah lagi.

Di perjalanan angkut barang saya dan suami jadi quality time bersama. Saling menguatkan dan saling bicara hati ke hati. Gapapalah capek hari itu. InsyaAllah untuk kehidupan yang lebih baik yang akan kami jalani. Lagian ini pindahan ke rumah sendiri. InsyaAllah dan semoga betah jadi enggak pindah-pindah lagi.

Pada akhirnya selesai juga memindahkan semua barang... Saya kemudian menumpuk barang di satu kamar agar ruang tamu kosong karena akan ada selamatan sore dan malam harinya.

 

ditumpuk di kamar dulu

Sore harinya ketika sepupu suami pada datang dan kami cerita drama pindahan itu pada nyalahin karena tidak berkabar di grup. Hahaha.... Katanya kami ini kayak tidak punya keluarga aja. Padahal mereka siap bantu. Huhuhu.... Saya dan suami kan tipikal yang enggak enakan dan enggak mau ngerepotin.

Tapi itu semua akhirnya selesai dan saya bertekad untuk menjalani hidup minimalis tanpa banyak barang lagi. Wkwkwk....

Selanjutnya cerita selamatan....

2 komentar:

  1. Kesalahan terbesarnya ada di mesin cuci, kelupaan ikut pick up..😅

    BalasHapus
  2. Wah kalau pindah rumah dadakan gini pastinya bingung pick upnya apalagi barang-barangnya besar. Jadi ada sedih dan serunya, ya, semangat dan selamat udah pindah rumah.

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...