Binguuuung... mau nulis apa ttg buku yang satu ini. Karena teman saya Ina, udah nulis ulasan yang manis ttg buku ini.. Tapi ya sudahlah.. sy kadung pengin cerita2 dan juga karena bukunya pinjaman, harus ada tulisan buat mengenangnya. :p
Pertama cerita tentang Ippho. Sy baruuu aja kenal sama yang namanya Ippho itu, kaget juga sih kok bisa ya penulis buku mega best seller tapi lepas dari pengamatan saya yang ngaku2 sebagai pecinta buku.. Hahahaha... artinyaaa... sy hanya seseorang penyuka buku dengan genre tertentu, bukan pecinta. :p
Oke, kembali ke Ippho, setelah sy tahu tentang Ippho plus seabrek pujian dari Ina.. maka sy pun mulai berpenasaran ria, hingga bikin sy mencari fanpagenya di FB, jadi followernya di twitter, trus.. ngikutin jejak langkahnya di Tivi.. dari TVOne sampai TransTV. Dan sempat punya niatan beli bukunya, namun dibatalkan karena harganya yang selangiiit dan sy lagi pengin hemat beib... :p
Tapi akhirnyaaa.... bisa juga lah sy membaca bukunya setelah Ina berbaik hati meminjamkan Percepatan Rezeki (selanjutnya disebut PR) pada saya (thanks ya Naa....).. dan berikut kesan2 sy terhadap PR itu..
Pertama, dari penampakan luar... alias cover buku PR itu.. Hemm.... kira2 maksud dengan ada wanita bercadar dengan mata yang cantik apaan ya? Ngelihatnya jadi bikin sy ingat cover2 buku yang ngetrend beberapa tahun yang lalu, novel2 cinta setting timur tengah gitu... Tapi buku yang ada di genggaman sy itu bukan novel. Bukan fiksi juga...
Nah, kalau gambar peti dengan perhiasan yang bling-bling di dalamnya itu baru nyambung dengan judul bukunya... dan ada juga yang bikin penasaran.. tulisan "Bonus Langsung Rp. 900.000".. apa di dalam buku itu terdapat doit 900 rebong? Hihihi....
Kedua... membalik halaman2nya... Ow.. ow.. di awal2.. ada testimoni yang menggetarkan, dari mereka yang telah mengambil manfaat dari karya Ippho. Nilai yang mereka sebut juga bukan jumlah yang sedikit, udah pakai M dan T.
Trus.. qta masuk ke isi. pertama Bab 1. Naaah... di sini Ippho menghipnotis kita buat jadi kaya. Tidak ada kata lain.. Harus Kaya. Emang sih kekayaan tidak menjamin kebahagiaan, tapi kemiskinan lebih tidak menjamin lagi!
Ada 8 alasan kenapa harus kaya, ada 8 alasan untuk tidak miskin... dan ada siklus 7 abad yang bikin semangat membaraa....
'Sekitar 7 abad setelah keruntuhan kekhalifhan, yaitu sekarang abad 21, semestinya Islam kembali berjaya dan digdaya. Tentang kebangkitan Islam dan kekhalifahan terakhir nanti, Nabi pun berkali-kali mengisyaratkan bahwa itu berasal dari sebelah Timur. Bukan mustahil sebelah timur itu adalah Indonesia - negeri dengan penduduk Islam terbanyak, negeri terakhir dalam penyebaran Islam besar-besaran dan negeri Islam yang belum mendapat giliran memegang kekhalifahan!" (Hal 36)
Oya, di Bab 1 ini ada kuis yang juga menarik perhatian sy.. sy copas dari resensi Ina saja.. *malas ngetik euy*
Allah-lah yang menjadikan tertawa dan menangis
Allah-lah yang menjadikan kematian dan kehidupan
Allah-lah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
Allah-lah yang menjadikan kekayaan dan ......
hayoooo...apa jawabannya??Kalau dipikir2 sepertinya keempat kalimat tersebut berupa lawan kata. terus lawan kata kekayaan berarti kemiskinan donk??bener ga kemiskinan?? awalnya saya pun berpikir jawabannya kemiskinan,ups..tapi ternyata saya salah, karena jawaban yang benar adalah Kecukupan. Dan ini bisa dilihat di dalam QS 53 : 43-48
(dari Resensi Ina)
Masuk bab 2, kita di ajak Ippho buat berharap dan di sini Ippho bertutur tentang pengalaman nyata pengharapannya saat istrinya mau melahirkan.
Intinyaaa.... buku ini mengajak kita beramai2 untuk bersedekah, Tahajud dan Dhuha.. Ada janji Allah yang pastinya benar yang terdapat pada 3 amaliah tersebut. Ippho pun mencoba menyadarkan kita dengan alasan-alasan yang logis. Membaca buku ini emang bikin semangatsss....
Ini buku Ippho pertama yang saya baca. Dan memang sy akui sy juga suka dengan gaya menulis Ippho yang ga ngebosanin. Sangat sering di tengah sy yang udah serius menyimak kata demi kata, sy justru tergelak sendiri dengan gurau dan canda yang hadirkan.
Salah satu yang bikin sy tertawa.. sambil meringis ada di halaman 26. Diceritakan ada seorang penjual roti kecil2an di Oztralih sana, sewaktu ada seorang Ibu yang beli roti, si penjual menolak dibayar, rotinya gratis. Esoknya si Ibu menghadiahkan karangan bunga pada penjual roti.
Kemudian, datang lagi seorang bapak. Kembali penjual itu menolak dibayar. Esoknya si bapak menghadiahkan gantungan kunci pada si penjual.
Datang juga seorang mahasiswa Indonesia yang membeli roti, pada mahasiswa Indonesia pun roti itu digratiskan. Esok harinya... si mahasiswa datang lagi dengan membawa teman2nya. Apalagi kalau bukan mengharap roti gratisan. Hohoho... Ippho menyebutkan masalah miskin itu bukan materi tapi juga mental. Sy yang penyuka gretongan ini benar2 tersentil dengan cerita ini. Hohoho....
Dan demikianlah... coretan sederhana dan amburadul dari saya.. ^_^'
buku bagus, mba. aku juga suka banget. :')
BalasHapusIya, Mbak. Saya kemarin cuma pinjam. Belum punya buku Ippho :D
Hapus