Minggu, 11 September 2011

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (HAMKA)

Keinginan buat membaca Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (TKVDW) telah ada semasa putih biru, waktu itu lagi booming film Titanic, jadi yaa.. sy penasaran aja sama novel itu karena ada kapal2 tenggelamnya juga kan. Dalam pikiran sy TKVDW itu ceritanya mirip2 Titanic.. Ada kapal besar.. berlayar, mungkin dari Belanda ke Nusantara, trus di dalamnya ada sepasang manusia ketemu.. jatuh cinta dan... ya kayak titanic gitu.



Tapi ternyata... beda ceritanya. Walau tetap ada mirip2nya. Apa miripnya? sama2 bercerita tentang romansa sepasang anak manusia, yang wanitanya dari kalangan berada gitu, sementara cowoknya rakyat jelata.



TKVDW bercerita tentang.. hemm... spoiler ya, peringatan dini dulu. Sy mau cerita sampai ending. hihihi... tentang Zainuddin dan Hayati. Cerita dibuka pada nestapanya hidup Zainuddin, hidup sebagai yatim piatu dengan ibu yang berdarah Bugis dan ayah dari Minang Kabau. Zainuddin hidup bersama mak asuhnya di Mengkasar sana dan ada keinginan menjejak kampung halamannya sekalian menuntut ilmu. Maka berangkatlah Zainuddin ke Minang kabau.



Di sana, dia berjumpa dengan Hayati, seorang wanita yang telah memenuhi hatinya.. diberanikannya berkirim surat pada Hayati yang ternyata juga bersambut. Yaaa... saling suka gitu deh. Hubungan mereka terendus penduduk sekitar, mereka tak terima. Bunga desa seperti Hayati tak pantas bersanding dengan Zainuddin. Zainunddin pun diminta meninggalkan kampung. Saat meninggalkan kampung itu lah, Hayati bersumpah disaksikan mentari yang beranjak tinggi, kalau dia akan menunggu Zainuddin sampai kapan pun. Walau bulan berganti bulan.. tahun demi tahun berlalu.



Jauh dari sang kekasih (uhukkk..... :p) kerinduan mencekam hati keduanya. Hingga kemudian ada kesempatan buat mereka bertemu. Ada keramaian di kota di mana Zainuddin berada dan Hayati mendapat izin buat bertandang ke sana. Hayati pun menginap di rumah sahabatnya, Khadizah yang punya kakak bernama Aziz. Waktu Hayati bertemu dengan Zainuddin dan disaksikan oleh Khadizah dan teman2nya, cemooh dan cela datang silih berganti karena Zainuddin adalah seorang pemuda yang culun, ga gaul dan tak berharta.Madesu kata mereka. Masa depan suram jika menikah dengan Zainuddin.



Hayati yang cinta pada Zainuddin goyah juga.. dan terpesona pada Aziz yang manis bicaranya. Singkat cerita, dilamarlah Hayati oleh keluarga Aziz dan di saat bersamaan, Zainuddin pun memberanikan diri melamar Hayati. Seperti yang sudah diduga... Keluarga Hayati tentu menerima Aziz, dan menolak Zainuddin. Zainuddin pun dirundung nestapa, dia mencari tahu siapa Aziz dan nestapanya mengkuadrat, mengetahui Aziz bukan pria baik2, gemar bermain judi juga mempermainkan anak bini orang.



Zainuddin terus berusaha mendapatkan Hayati.. berkirim surat pada Hayati, menagih janji Hayati untuk terus menunggunya dan memberitahu siapa Aziz sebenarnya. Tapi... apa kata Hayati?

'Tuan pilih sajalah seorang istri yang lebih cantik dan lebih kaya daripada saya. Dan marilah kita tinggal bersahabat buat selamanya. Lupakan segala hal yang telah berlalu dan kita pandang yang dahulu seakan2 tidak ada saja.'



Hayati pun akhirnya menikah, menyisakan tikaman batin yang teramat berat pada Zainuddin. Zainuddin terkapar sakit karena patah hati. Sampai berniat mengakhiri hidup. Seorang sahabat kemudian hadir dalam kehidupan Zainuddin, Muluk, putera dari tuan rumah di mana selama ini Zainuddin tinggal. Muluk pun mencoba menyadarkan Zainuddin, meminta Zainuddin bangkit dari sergapan patah hati itu. Merenda kehidupan lagi.. jangan mati karena cinta.



Cinta bukan melemahkan semangat.. Tapi membangkitkan semangat (Hal. 142)



Muluk dan Zainuddin akhirnya merantau ke Jawa, mencari penghidupan di sana dan mencoba melupakan apa yang terjadi di Sumatera. Di Jawa... Zainuddin meniti karier menjadi seorang sastrawan dan berhasil. Namanya mahsyur.. dikenal banyak orang, karyanya dikagumi. Tapi Zainuddin tak menggunakan nama aslinya, dia memakai nama Shabir sebagai nama pena.



Bagaimana dengan Hayati? Hayati bahagiaaa... dia benar2 sepakat dengan apa yang dikatakan orang. Kalau cinta sejati itu tumbuh setelah pernikahan. Waktu berlalu Aziz dan Hayati kemudian pindah ke Surabaya, tempat di mana Zainuddin berada. Mereka bertemu lagi... dan Hayati benar2 tak menyangka kalau selama ini, karya2 sastra yang begitu dikaguminya adalah karya dari Zainuddin, seseorang dari masa lalu.



Zainuddin yang telah hidup sejahtera pun menjalin persahabatan dengan Hayati dan Aziz. Sampai di sini, sy jadi ingat twitnya Rangga Umara : Cara terbaik membalas kelakuan mantan yang nyakitin adalah tunjukkan hidup kita lebih bahagia walau tanpa dia.



Cerita berlanjut, ternyata di surabaya ini, penyakit lama Aziz kumat. Kembali dia menekuni meja judi, kembali dia suka mempermainkan perempuan. Tercabut kebahagiaan Hayati. Sampai akhirnya mereka berada di titik nol. Aziz dipecat, rumah disita, semua harta tak bersisa. Ke mana mereka pergi karena kampung halaman jaoh di mato. Tak ad pilihan, mereka pergi ke rumah Zainuddin.



Dengan kebesaran hati Zainuddin pun menerima mereka menumpang di rumahnya. Aziz jatuh sakit.. saat Aziz sembuh, dia pamit pada Zainuddin ingin mencari kerja, menitipkan Hayati di rumah Zainuddin. Eitss... jangan berpikiran macam2. Zainuddin begitu tahu Hayati ditinggal suaminya mencari nafkah, dia jadi jarang pulang. Dipanggilnya seorang wanita tua untuk menemani Hayati di rumah itu dan juga ada Muluk yang tinggal di sana.



Tapi suami Hayati tak kunjung kembali.... dia ditemukan tewas bunuh diri di hotel tempatnya menginap dan menyisakan surat buat Hayati dan Zainuddin. Menjatuhkan talak pada Hayati dan menyatakan pada Zainuddin kalau mereka boleh menikah.



Horeeeeee...... Hayati dan Zainuddin akhirnya bersatu. Penonton senang... ^^



Tapi ternyataaa.... Zainuddin tak mau lagi menerima Hayati. Bayang sakit hati masa lalu menyergap perasaan Zainuddin. Perasaan sakit dikhianati membuat dia bertindak tegas menepikan cinta yang sebenarnya masih ada. Dia suruh Hayati pulang ke Minang dengan menggunakan kapal laut. Walau kemudian Zainuddin menyesal dan berniat menyusul Hayati untuk menjemputnya dan memintanya menjadi istrinya.



Tapi takdir berkata lain... Kapal Van der Wijck yang ditumpangi Hayati karam di lautan. Zainuddin menyesal, tapi penyesalan memang hadir belakangan.. kalau di awal namanya bukan penyesalan.. tapi pendaftaran.. :p



Endingnyaa... sama dengan kisah Deok Man dan Bidam di Queen Seon Deok. :p



8 komentar:

  1. wuih, endingnya. :D jadi kalau cinta harus diucapkan ya, mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, ga juga sih, Mbak. Itu ngutip aja dari bukunya. Hehehe...

      Hapus
  2. Yanti, aku nonton ini di Bis saat mau ke Bengkulu. Sediiih ya kisahnya hiks...tapi pakaiannya itu loh hiks juga

    BalasHapus
  3. ceritanya luar biasa, menyentuh bnget mnurut saya. jadi baper mbak... hehe

    BalasHapus
  4. saya baca plus nonton filmnya lebih suka baca hehehehe...

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...