Rabu, 21 Desember 2016

Keo & Noaki 6 : Layang-layang Hati

            Di mana kesabaran saat kamu sedang membutuhkannya?

            Kalimat pembuka di bab awal buku keenam Keo & Noaki 6. FYI, Keo dan Noaki adalah serial yang saya sukanya kebangetan. Sampai ada label khusus di blog ini untuk postingan-postingan tentang serial yang ditulis Mbak Ary Nilandari itu. Bisa di klik di sini.

            Seperti biasa, pada buku keenam bercerita dari sudut pandang Noaki. Buku seri genap selalu menjadi favorit saya karena saya merasa Noaki itu saya banget. Antara saya dan Noaki banyak sekali kemiripannya. *ngaku-ngaku. Hihihi….
            (Baca juga : NoakiNeomarica dan Saya)

            Noaki bimbang dan galau. Ia harus menyelesaikan lukisan yang dipesan Kak Rumi, juga bimbang karena belum meminta izin orangtuanya untuk ikut perkemahan RBR (Remaja Bina Remaja). Buat sebagian anak lain, mungkin mudah saja meminta izin untuk ikut kegiatan, tapi Noaki berbeda. Ia pun selalu menunda untuk berbicara dengan kedua orangtuanya. Masalah tambah rumit saat lukisan yang tengah ia kerjakan ternoda oleh tumpahan air. Arrrghhh… Noaki blingsatan…

            Namun, Keo punya cara agar Noaki ikut. Toby juga merencanakan sesuatu jika Noaki tak bisa ikut. Tapi, rencana Keo yang berjalan. Ia melakukan sesuatu agar efek domino sampai pada kartu terakhir yaitu Noaki diizinkan untuk ikut kemping.

            Singkat cerita, Noaki ikut acara kemping tersebut, semua anggota Formasi 8 ikut serta. Walau Keo sempat sakit dan Noaki khawatir, tapi Keo tetap ikutan juga. Selain formasi 8 juga ada Triple A yang ikut acara kemping tersebut. Dan Formasi 8 bersitegang dengan Triple A. Beragam hal pun terjadi di acara perkemahan itu, termasuk terbongkarnya Froyo yang tadinya akan dibuka 10 tahun yang akan datang.

            Bagaimana Noaki, Keo, dan teman-teman mengatasi hal-hal di luar dugaan yang terjadi di perkemahan? Dan… segala kerumitan yang terjadi. Yuk bacaaa….
Keo & Noaki 6 : Layang-layang Hati

***

            Lagi-lagi, saya harus mengatakan kalau Noaki itu sayaaaa banget. Melihat bagaimana Noaki susahnya minta izin untuk kegiatan menginap, wah, itu saya banget. Bedanya, Noaki memperjuangkan agar diizinkan dan dibantu teman-temannya. Kalau saya…. Pasraaah. Hahaha… Dulu, saya pernah terpilih untuk ikut perkemahan mewakili sekolah dan tidak diizinkan ikut. Sudah. Begitu saja. Saya menurut ketika tidak dapat izin.  Hihihi… Oh ya, alasan-alasan orantua Noaki juga seperti alasan yang dikemukakan orangtua saya.

            Serial Keo & Noaki ini ditulis oleh emak-emak 3 anak (CMIIW), tapi ketika menulis serial dengan tokoh anak-anak, Mbak Ary Nilandari tetap membuat cerita berdasarkan kacamata anak-anak yang sering bergumam ‘Betapa cerewetnya ibu gue’. Hal ini tergambar saat Noaki merasa kesal dengan ibunya saat ibunya memasak dan memanggil Noaki minta diambilkan kecap. Padahal Noaki pikir, ibunya bisa mematikan kompor dulu, kemudian mencarinya sendiri. Atau pada kalimat ‘Ibu paling tidak suka mendengar anak-anak berteriak-teriak tanpa alasan. Hanya ibu yang sering berteriak di rumah ini karena selalu ada alasan.’

            Prasangka. Dalam serial keenam ini ada bahasan khusus tentang prasangka dan saya sukaaa sekali akan bahasan ini. Berikut saya ambil cuplikan dari halaman 117 :

“--- kita terbiasa berprasangka. Lihat seseorang tersedak saat makan misalnya. Langsung punya kesan bahwa orang ini ceroboh, terburu-buru, kelaparan, enggak punya keluarga, merana ditinggal kekasih, dan berniat balas dendam. Baru lihat sekali, sekilas, sudah punya cerita setebal bantal tentangnya lengkap dengan prekuel dan sekuel.”

            Itulah yang dituturkan Kak Sylvia dalam satu sesi di acara kemping tersebut. Dan kemudian para peserta diminta berinteraksi dengan teman yang baru dikenalnya. Mereka pun mengemukakan apa yang ada di pikiran saat melihat teman baru. Noaki berhadapan dengan Rizki dan Noaki pun menggambarkan tentang kehidupan Rizki. Setelahnya, Rizki menceritakan apa yang terjadi pada hidupnya dan itu jauh dari dugaan Noaki. Hal itu seperti menegaskan terkadang apa yang terjadi pada kehidupan seseorang tidak seperti kelihatannya.

            Serial ini adalah serial praremaja. Tau dong ya kalau pra remaja ini penuh gejolak kawula muda (ini judul lagu atau film?) maksudnya mereka merasakan hal-hal aneh yang dulu tak mereka rasakan. Itu karena ada hormon pertumbuhan yang mulai muncul ke permukaan. Bagaimana menyikapinya?

Dalam serial ini, juga ada seorang remaja yang bertanya tentang… emmm… pacaran. Kata sang remaja, agamaku melarang pacaran. Tapi, teman-teman banyak yang jadian. Gimana dunk? Mereka bilang pacaran bisa meningkatkan semangat belajar. Sementara ada juga seseorang yang kusuka? Aku bisa apa?

            Jawaban Bu Dokter, sebagai seseorang yang ditanyai pun bagus banget. Sampai saya garis bawahi bagian pentingnya.

            “Hanya karena dilakukan banyak teman, bukan berarti kamu harus melakukannya juga.”

            “Pacaran dalam arti berdekatan fisik memberi kamu kesenangan itu. Dan kesenangan itu seperti candu. Semakin diperturutkan, semakin kamu ingin lebih dan lebih. ----- Jangan bebani badan kamu dengan rangsangan berlebihan. Jauhi sekalian hal-hal yang akan membuat kamu menyesal seumur hidup.”

            Jawaban lebih lengkapnya silakan baca bukunya langsung. Buku ini.. permasalahan pra remaja yang ada di dalamnya… bisa banget jadi bahan diskusi para orangtua dengan anak-anak tentang hal-hal yang dialami anak-anak pra remaja.

            Okeh, sekian review dari saya dan saya ikut berdebar-debar seperti Noaki saat bersama Keo menanti cerita mereka 10 tahun yang akan datang. Pengin baca langsung kisah mereka saat dewasa *Kasih kode ke penulisnya* Hihihi…
***

Judul                        : Keo & Noaki 6 (Layang-layang Hati)
Penulis                     : Ary Nilandari
Ilustrator                  : Dyotami Febrianti
Penyunting                : Zulfa Ruhama
Cetakan Pertama       : September, 2016
Penerbit                    : DNA Creative House


(Serial Keo Noaki edisi 1 sampai 4 diterbitkan oleh Penerbit Kiddo dengan judul Go Keo, No Noaki. Sementara dari edisi 5 sampai seterusnya diterbitkan secara indie. Untuk pemesanan bisa menghubungi Mami Betty di FB beliau di sini)

4 komentar:

  1. Aku belum kesampaian punya buku ini. BAca ulasan di atas jadi makin penasaran :)

    BalasHapus
  2. Hufttt sepertinya aku juga pernah kaya Naoki, apa-apa dicerewetin mama. Sampai berprasangka gaje, dan sekarang pas jadi mama-mama baru memahami benar, blio gitu ya karena sayang doang :)

    BalasHapus
  3. Wow buku dengan pendekatan Islam untuk pra-remaja ya. Nice 😊

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberikan komentar di blog saya. Mohon maaf komentar saya moderasi untuk menyaring komentar spam ^_^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...