Manusia
diciptakan aneka rupa oleh Tuhan. Tidak ada manusia yang sama persis bahkan
kembar sekali pun. Apalagi kalau sudah menyangkut tentang kebiasaan. Antara
yang satu dengan yang lain bisa saling berbeda. Jangankan tentang partai
politik, urusan makan bubur aja bisa beda. Ada yang makan bubur diaduk, ada
yang enggak pakai diaduk. Kamu tim mana?
Saya tim makan
bubur tanpa diaduk. Saat menyendok bubur, maka sendok juga sebagian akan
menyendok bahan-bahan tambahan pada bubur, seperti kuah, bawang goreng, ayam
suwir, dan kerupuk. Kemudian dikunyah perlahan. Seterusnya begitu, hingga
suapan terakhir. Perkara nanti di perut juga tercampur dan ngapain repot-repot
tidak diaduk, itu biarlah menjadi urusan perut. Yang penting buat mata, lidah,
dan tangan, tanpa diaduk adalah cara paling kece.
Sebentar lagi
kita akan memasuki bulan suci Ramadan. Di bulan suci di mana umat Muslim
diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh, maka beberapa kebiasaan pun bisa
berbeda antara satu yang lain. Tim A dan Tim B. Seperti beberapa poin berikut
ini :
1. Tim sahur makan nasi atau tidak makan nasi?
Sahur adalah
bagian penting saat berpuasa untuk mempersiapkan amunisi seharian berpuasa.
Tidak hanya itu, sahur juga mempunyai keberkahan seperti yang disabdakan Rasul
: ‘Bersahurlah kalian karena dalam sahur
ada keberkahan’. Jadi, sahur memang sesuatu yang jangan sampai terlewatkan.
Sahur makan
nasi atau tidak makan nasi?
Kalau di
rumah orangtua, saya bisa sahur lengkap seperti makan siang. Nasi dan lauk
pauk. Namun, semenjak menikah, saya dan suami memilih sahur secara simpel dan
tidak repot. Jarang sekali kami menyantap nasi saat sahur. Penggantinya dengan
makan buah-buahan dan minuman nutrisi yang dikocok itu atau susu. Tapi, kalau
sedang berada di rumah orangtua, ya, makan nasi juga. Mengikuti kebiasaan di
rumah tersebut. Jadi intinya kebiasaan.
Untuk tahun
ini, saya tawarkan ke suami apakah mau makan nasi lengkap dengan lauk pauk dan
sayur mayur atau tetap seperti kebiasaan kami tahun-tahun sebelumnya. Ia
memilih untuk meneruskan tradisi tahun-tahun sebelumnya. Kenapa kalau di rumah
orangtua saya ikut makan nasi dan lauk pauk? Karena mama saya suka cemas kalau
saya tidak makan nasi saat sahur. Hihihi….
2. Tim buka dengan makanan berat atau tidak?
Apa yang
menjadi santapan saat berbuka? Kurma dan buah-buahan atau langsung sepiring
nasi Padang?
Ini juga
berbeda antara di rumah orangtua dan kebiasaan saya dengan suami. Di rumah
orangtua saya terbiasa makan lengkap sebelum shalat maghrib. Sementara bersama
suami, kebiasaannya hanyalah berbuka sekadarnya, kemudian shalat maghrib. Kalau
masih kenyang, makan beratnya sehabis tarawih, kalau dirasa lapar, setelah
maghrib makan berat deh.
3. Tim makan lagi habis tarawih atau tidak?
Kalau sudah
makan lengkap saat berbuka atau setelah maghrib, makan lagi setelah tarawih
atau tidak? Tidak, saya tidak makan, tapi cukup ngemil bakso. Hahaha….
Kalau untuk
yang satu ini tergantung persediaan dan situasi. Tapi biasanya sih jarang,
cukup makan sekali aja, bada’ maghrib atau setelah tarawih. Paling ngemil kue
atau apalah. Tapi ngemil kuenya 10? Ya tidak sebanyak itu juga sih. Hihihi….
Berpuasa
adalah menahan lapar dan haus, bukan memindahkan waktu makan pagi dan siang plus camilan menjelang siang dan sore ke malam hari.
Semoga saya terus mengingat hal itu.
4. Tim tilawah dengan mushaf atau aplikasi di ponsel?
Bulan
Ramadan itu bulan mulia di mana pahala dilipatgandakan saat beribadah. Jadi,
emang bulan Ramadan kerap membuat kita termotivasi untuk beribadah lebih banyak
dari biasanya. Kalau kata abah saya, pekerjaan yang biasanya menghasilkan bonus
membuat kita lebih bersemangat, maka seperti itulah Ramadan. Karena bonus
pahalanya banyak, jadi ibadahnya harus lebih dari bulan-bulan lain termasuk
tilawah.
Nah, di
zaman gadget ini, Al-Qur’an juga bisa
kita akses melalui aplikasi di ponsel. Teman-teman tim tilawah pakai mushaf (lembaran
kertas) atau pakai ponsel? Dulu, saya tim pakai mushaf juga. Lebih syhadu dan
lebih nyaman di mata. Tapi, setelah melihat suami yang seperti keenakan tilawah
pakai aplikasi di ponselnya jadi ikutan gaya suami deh.
5. Tim buka puasa dengan kurma atau tidak?
“Dari Anas
bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa
sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau
berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum
seteguk air.”
Berdasarkan
hadist Nabi tersebut, maka saya juga mengusahakan berbuka dengan kurma. Jika
tidak ada kurma digantikan dengan air dan buah-buahan lainnya tapi diutamakan
adalah kurma. Biasanya sih setelah masuk waktu maghrib, mengucap basmalah,
makan kurma dan minum seteguk atau dua teguk air, kemudian berdoa. Berdoa
sebelum buka puasa dan beberapa buka puasa itu bagus banget, kan, ya. Jadi
mengusahakan sekali tidak melewatkan berdoa di saat-saat itu.
“Abdullah
bin Amr r.a meriwayatkan bahwa Nabi SAW. Bersabda, : “Sesungguhnya orang yang
berpiasa, ketika dia berdoa saat (memasuki) waktu berbuka, maka doanya tidak
ditolak.”
6. Tim pakai baju baru saat lebaran atau tidak?
Saat lebaran
kita dianjurkan memakai baju terbaik yang kita punya. Baju terbaik, bukan baju
baru. Artinya memang tidak harus baru. Saya pun demikian, kalau ada baju baru,
ya, Alhamdulillah. Kalau tidak ada baju baru ya tidak apa-apa masih ada baju
yang lama.
Walaupun
begitu, ada orang-orang di mana kerap kali mereka jarang membeli baju selama
setahun. Jadi, saat lebaran adalah saat mereka beli baju baru. Bukan
berfoya-foya dengan menambah baju, tapi memang saatnya beli baju.
Kalau
membeli baju lebaran, saya seringnya ogah nyari kalau pas puasa Ramadan. Udah
berjejal, dan capek pula. Jadi nyarinya emang sebelum Ramadan. Solusi lain agar
tidak berjejal adalah belanja online. Tidak perlu bayar parkir juga. Hihihi…. Salah satu pilihan belanja baju lebaran itu
di Zalora. Ada banyak pilihan baju lebaran 2017 di Zalora yang bisa dipilih.
Itulah beberapa
kebiasaan saat Ramadan, di mana bisa saja antara yang satu dengan yang lain itu
berbeda. Jangankan dengan keluarga yang lain, satu keluarga aja bisa punya
kebiasaan yang berbeda. Seperti saya punya kebiasaan yang beda jika berada di
rumah bersama suami dengan berada di rumah bersama orang tua. Apapun itu semoga
kita bisa optimal dalam menjalankan ibadah Ramadan tahun ini.
Selamat menyambut
Ramadan buat teman-teman semua. Semoga Ramadan kali ini lebih baik dari Ramadan
sebelum-sebelumnya hingga nanti ketika Syawal menjelang kita bisa kembali
fitrah. Semangat menyambut Ramadan semoga detik-detik yang berlalu di Ramadan
tidak terlewat sia-sia.
Kebanyakan kita sama mbak! *kompak
BalasHapusTapi saya ga pake hp kalau tilawah. Kayaknya lebih berasa kalau pake musaf. Terasa megangnya :)
Selamat menyambut Ramadhan mbak Yanti
Selamat menyambut ramadhan juga kakak
BalasHapusBentar lagi hureee ... alhmadulillah ya kita masih diberikan umur panjang
aku masuk yang Tim mana ya :-D tapi aku juga berusaha santap kurma. Kalo ada, kalo ga paling buah sama air. Bubur aku diaduk, sahur pake nasi kadang mie hehehe
Marhaban ya ramadhan. Saya menantikan resep-resep kolak manik yang dibagikan ibu admin nanti saat ramadhan ya 😊😊😊
BalasHapusSeru ya, setiap keluarga punya kebiasaan masing2... Semoga bisa memanfaatkan wkt tsb dgn baik
BalasHapusWah aq tim buka dengan makanan ringan dan makan berat habis tarawih sama tim beli baju pake online aja, hemat waktu hihiiii
BalasHapussaya jarang beli baju lebaran, paling buat anak aja
BalasHapusselamat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan mbak Yanti...
BalasHapuspasti pasar wadai mulai dipadati pelanggan ya..
kalau aku tim buka dan sahur pakai buah aja