Senin, 28 Maret 2016

Cerpen di Bobo dan Resensi di Tribun Kaltim

Hari minggu kemarin saya dapat dua kabar gembira. Pertama dari Uni Dian Onasis yang mengabarkan kalau ada cerpen saya di Majalah Bobo. Alhamdulillah... Senang banget. Cerpen saya itu berjudul Krayon Apri. Cerpen satu halaman. Saya kirim pada bulan Januari 2015. Jadi, ada sekitar 14 bulan masa tunggu hingga dimuat. Tapi tidak mengurangi kesyukuran saya. Cerpennya bisa dibaca di majalah Bobo yang terbit kamis ini :D
 
Cerpen Krayon Apri di Majalah Bobo
 Sore harinya saya dapat kabar gembira lagi. Kali ini dari Mbak Tri Wahyuni Zuhri yang mengabarkan ada resensi saya di Tribun Kaltim. Asyiiik.. Alhamdulillah... Rasanya lama sekali resensi saya tidak dimuat di media. Kangen banget ngeresensi lagi. Tapi sering dikalahkan sama rasa malas. Huhuhu...

Minggu, 27 Maret 2016

[Cerpen Bobo] Mandai, si Kulit Cempedak

Cerpen ‘Mandai, si Kulit Cempedak’ saya tulis sekitar bulan Januari atau Februari tahun kemarin. Saat itu, di daerah saya sedang musim cempedak. Kemudian cerpen ini dimuat setahun kemudian pada bulan Februari juga. Tepat di saat musim buah cempedak kembali hadir ke bumi.
Mandai, si Kulit Cempedak
            Cerpen ini sendiri hadir karena membaca tips di Klinik Cerita di Majalah Bobo. Tipsnya berbunyi : "Untuk membuat cerita yang tak biasa, cobalah untuk berpikir sebagai seorang pembaca. Jangan hanya berperan sebagai penulis saja. Cerita tentang lingkunganmu mungkin akan kau anggap biasa-biasa saja. Misalnya, kalau kamu tinggal di Jakarta, cerita tentang kerak telor mungkin tidak menarik lagi. Tetapi, bagi pembacamu yang berasal dari luar Jakarta, cerita kerak telor bisa menjadi hal yang baru dan menarik. Selain cerita yang bertema kedaerahan, cerita tentang kebiasaan-kebiasaan unikmu bersama teman-teman dan keluarga juga bisa menjadi unik dan menarik."

            Dari tips itu saya kemudian mencari hal-hal yang unik di daerah saya sendiri. Salah satunya ya mandai. Cerita tentang mandai pernah saya ceritakan di sini.

Kamis, 24 Maret 2016

5 Jajanan Kaki Lima Favorit di Balikpapan

Terkadang pertemuan dengan seseorang terjadi karena sesuatu hal yang tak terduga. Begitu pula dengan tempat makan. Ada kalanya tak sengaja mampir ke satu tempat makan, eh, ternyata enak dan ketagihan buat berwisata kuliner ke sana lagi. Tak terkecuali untuk jajanan kaki lima. 

Karena ada giveaway tentang jajanan kaki lima favorit, maka saya pun mencoba menyebutkan lima jajanan kaki lima favorit di Balikpapan. 

1.      Es Cincau Mania

Pertemuan dengan jajanan kaki lima yang satu ini benar-benar tak sengaja. Pada suatu malam, selepas menghadiri acara keluarga, saya terserang kehausan akut. Maka, saya minta ke suami untuk mampir kalau ada orang jualan yang segar-segar. Dengan motor yang berjalan pelan, kemudian ujung mata saya menangkap ada yang jualan yang segar-segar dengan label ‘Es Cincau Mania’.

Rabu, 23 Maret 2016

Mengenal Elisa Koraag, Blogger Penuh Semangat

            Saya penyuka blogwalking, dari semenjak mengenal internet. Dulu waktu kuliah, saya betah berlama-lama di labkom hanya untuk berkunjung ke blog-blog yang saya cari secara acak lewat mesin pencari. Rasanya ajaib sekali saat itu, saya bisa membaca curahan hati orang-orang yang biasanya ada di buku harian terkunci. Ahahaha… Kesenangan saya BW terus berlangsung hingga saat ini, walau terkadang sering jadi silent reader.

            Dalam aktifitas BW, kerap saya menjumpai blogger-blogger keren yang inspiratif. Terkadang ada niat ingin menuliskan tentang mereka di blog tapi belum kunjung saya mulai. Tapiii…. Tidak boleh berlama-lama lagi, saya ingin segera menuliskan beberapa profil blogger mulai saat ini. Jadi, insyaAllah akan ada profil blogger yang saya tampilkan di blog ini. Suatu ‘project’ dari sebuah komunitas seperti mewujudkan niatan yang lama terpendam.

[Cerpen Bobo] Pisang Gapit

Saya penyuka ayam penyet. Ayam yang dipenyet kemudian ada sambal bawang putih yang melumuri ayam. Wuiih… Itu enak sekali. Ayam penyet favorit saya itu ayam penyet  Wong Solo. Wakakakaka… Sebut merek :p

Ayam penyet WS itu enaaak banget. Bumbunya meresap, ada bagian krispinya juga dan sambal bawang putihnya itu, lho. Nendang banget. Jadi, saat menulis cerpen dan menyebut ayam penyet, saya ngebayangin ayam penyet WS.

Cerita dibalik layar cerpen Pisang Gapit ada di sini. Cerpen ini dimuat di Majalah Bobo No. 41 Tahun XLIII Terbit 14 Januari 2016. Happy Reading ^_^

Minggu, 20 Maret 2016

[Cerita Anak] Cita dan Blog


“Aku sekarang punya blog.” Cita bercerita kepada teman-temannya sepulang sekolah.
            “Blog?” Niken bertanya.
Cita mengangguk membenarkan. Kemarin Cita dibuatkan bunda sebuah blog. Blog seperti punya bunda. Bunda sering menulis banyak hal di sana. Cita juga ingin seperti bunda.
“Blog itu bukan facebook?” Kali ini Anggit yang bertanya. Cita menggeleng.
“Beda. Blog lebih banyak tentang tulisan. Bisa masukin foto juga. Aku mau nulis banyak hal di sana,” seru Cita dengan semangat.
Cita ingin menulis tentang liburan ke pantai minggu lalu, bikin kue cubit bersama bunda, dan banyak lagi.
“Apa harus berteman buat baca tulisan kamu?” Tanya Sekar.
“Tidak perlu. Tinggal ketik alamat dan langsung bisa lihat blog aku. Tidak perlu berteman seperti facebook,” jelas Cita.
“Apa alamat blognya, Cita? Kalau seru, aku juga mau bikin.” Cita memberikan alamat blog pada teman-temannya.

Sabtu, 19 Maret 2016

Untuk Penulis Cerita Anak

Kemarin malam saya menyelesaikan dua cerpen. Satu cerpen yang baru ditulis, sedangkan satu lagi cerpen lama yang diedit atau mau dipoles cantik. Ketika membaca keduanya, saya merasa cerpennya garing. 

Heuu... Teringat lagi pesan dari Guru Menulis saya, Mbak Nurhayati Pujiastuti,  tentang ide yang unik di tulisan. Hal yang membuat saya berpikir ulang, apakah tulisan yang baru saya selesaikan itu harus dikirimkan atau tidak. Karena saya merasa idenya tidak unik. Hiks.

Jumat, 18 Maret 2016

Inspirasi Blogger Rumahan


Tertarik dengan tweet yang tiba-tiba muncul di timeline saya kemarin, tentang blogger yang banyak di rumah. Dari mana inspirasi atau sumber tulisan dia ngeblog kalau tidak pernah ke mana-mana? Jawabannya banyaaaak sekali hal yang bisa ditulis dari rumah. Saya mencoba menuliskan beberapa hal yang bisa ditulis walau kita tidak ke mana-mana dan hanya di rumah.

1.        Baca buku, bikin ulasan buku atau review buku. 
Review buku ini bisa banget jadi bahan buat postingan di blog. Membaca buku juga bisa dilakukan di rumah, kan? Selesai membaca langsung bikin ulasan buku. Ulasan buku ini juga bisa membantu kita lebih memahami isi dari buku yang kita baca dan juga mengikat ingatan akan isi buku tersebut.

Sudah sering banget saya alami ketika disebut judul sebuah buku dan saya rada-rada lupa sama isi buku tersebut. Padahal saya sudah pernah membacanya beberapa tahun yang lampau. Jika lupa, saya akan mencari review yang saya tulis sendiri dan itu sangat membantu untuk menyegarkan ingatan akan buku tersebut. 
 
Baca buku, nulis review

Kamis, 17 Maret 2016

Menikmati Pagi di Pasar Terapung Lok Baintan

Pasar Terapung
Pasar terapung merupakan objek wisata yang terkenal dari Kalimantan Selatan. Banyaknya sungai yang mengalir di wilayah itu menjadikan sungai merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakatnya. Karena itulah aktivitas jual beli pun dilakukan dari atas sungai, dengan mendayung jukung (sampan kecil) mereka menjajakan dagangannya. Keunikan pasar terapung ini pun kemudian menarik banyak minat para wisatawan untuk melihat secara langsung pasar yang berada di atas air alias terapung.

            Perjalanan ke pasar terapung di mulai ketika adzan subuh belum berkumandang. Mobil yang saya tumpangi sudah melaju membelah jalanan Banjarbaru menuju Banjarmasin. Ketika adzan menggema, saya dan rombongan pun mampir ke mesjid terdekat untuk shalat subuh. Setelah menunaikan kewajiban, perjalanan kembali dilanjutkan.

Minggu, 13 Maret 2016

Curhat si Penimbun Buku

Akhir tahun banyak diskon bertaburan di mana-mana termasuk di toko buku. Gebyar diskon akhir tahun pun menggoyahkan tekad para penimbun buku yang katanya mau puasa beli buku dan pada kenyataannya tetap belanja buku, termasuk si penimbun buku. Memilah milih buku diskon di salah satu tobuk daring, menyambar dengan kata 'Mau' di lapak buku yang bersileweran di FB, dan akhirnya terjadilah transaksi belanja buku. 

Walaupun begitu, masih ada pembelaan terhadap apa yang dilakukannya. "Mumpung diskon, lho", "Bukunya langka, di toko buku udah enggak ada yang jual", "Udah lama pengin punya", dan beragam pembelaan lainnya yang membuat perasaan bersalah karena menambah timbunan buku menjadi pelan-pelan sirna. 

Jumat, 11 Maret 2016

Gerhana Matahari Total di Balikpapan

Sekitar setahun yang lalu, saya mendapat berita itu. Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan melewati Indonesia. Ada 11 kota yang akan mendapatkan GMT 100%, salah satunya Balikpapan. Mendapati kabar tersebut tentu saya senang sekali. Balikpapan adalah kota yang dekat dengan saya. Dekat dalam artian sebenarnya secara geografis, tapi juga dekat di hati karena suami berasal dari sana dan mertua saya juga tinggal di sana. 

"Kita ke Balikpapan nanti tanggal 9 Maret 2016, ya," ujar saya kepada suami. Namun, ia tak mengiyakan, juga tidak mengatakan tidak. Ketidakpastian, itulah tepatnya. Dengan pekerjaannya yang bisa ada di daratan dan lautan membuat suami tak bisa menjanjikan apa-apa. 

Selasa, 08 Maret 2016

Keo & Noaki 5

                Setelah empat seri Go, Keo! No, Noaki! terbit, mulai buku kelima serial Keo & Noaki tidak lagi diterbitkan oleh penerbit sebelumnya. Namanya pun berubah menjadi Keo & Noaki 5, tanpa ‘Go’ dan ‘No’ lagi pada judulnya. Tapi, tetap merupakan sambungan dari cerita-cerita di empat seri sebelumnya.
Keo & Noaki 5
                Cerita Keo & Noaki memasuki cerita pra remaja. Dalam buku I Will Survive yang baru saya baca, rentang waktu yang dilalui seorang remaja terbagi dalam tiga tahap, yaitu : Masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13-15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun).  Keo dan tujuh sahabatnya memasuki rentang masa remaja awal menuju masa remaja tengah. Tentu saja ada banyak perubahan dalam kehidupan mereka, termasuk saat hormon pertumbuhan mulai berubah.

Senin, 07 Maret 2016

[Cerpen Bobo] Rani Ditangkap Polisi

            Ngobrol tentang hoax di status seorang teman, saya jadi ingat sama cerpen Rani Ditangkap Polisi. Cerpen yang saya tulis pada saat gemes banget sama orang yang dengan mudahnya menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Cerita dibalik layarnya pernah saya ceritakan di sini.

            Ada beberapa perubahan dari cerpen yang saya kirimkan ini dengan yang tayang di majalah. Di cerpen yang saya kirimkan, Rani ‘diangkut’ memakai mobil patroli polisi dengan bak terbuka. Sementara di majalah, mobil patroli semacam sedan gitu kalau dari ilustrasinya. Cerpen yang diedit oleh Kakak redaksi Bobo, membuat cerpen saya lebih bagus dari aslinya. Ini naskah asli yang saya kirimkan. Happy reading ^_^
            Cerpen ini dimuat di Majalah Bobo Edisi 43, Terbit 28 Januari 2016. 
Cerpen Rani Ditangkap Polisi

Jumat, 04 Maret 2016

I Will Survive

Sebuah novel tanpa konflik akan terasa hambar, maka dari itu, konflik adalah satu hal yang menjadi unsur pembangun dalam sebuah novel. Begitu pun dalam kehidupan, konflik atau masalah adalah sesuatu yang mutlak terjadi. Kehidupan tidak berjalan selalu mulus, ada kerikil hingga batu besar  yang harus dilewati.

Dalam buku I Will Survive yang ditulis oleh Riawani Elyta dan Oci YM, kita diajak untuk lebih mengenal masalah dan tentu saja bagaimana mengatasi masalah tersebut. Kerikil hingga batu besar yang kita temui dalam perjalanan kehidupan apakah harus kita lewati atau mengambil jalan lain agar dapat sampai ke tujuan?

Pada bab 1 yang berjudul Inilah realita hidup, pembaca akan diajak mengenal yang namanya masalah dan stress. Apakah setiap permasalahan yang tak kunjung selesai akan berujung stress?

Rabu, 02 Maret 2016

Menyusun Pointer untuk Menulis Cerpen Anak

Setiap penulis tentu punya gaya sendiri dalam menulis ceritanya. Ada yang bisa menulis sembari mendengarkan musik, ada juga yang harus sunyi senyap. Ada yang menulis hanya mengandalkan plot dan alur yang bermain dalam pikiran, ada juga yang perlu membuat kerangka karangan.

Saat mengikuti kelas menulis cerita anak bersama Kang Ali Muakhir, saya mendapatkan ilmu tentang pointer. Jalan cerita dijabarkan dalam bentuk poin-poin sebelum dituliskan menjadi cerita yang utuh. Cara itu saya praktikkan berkali-kali, walau ada juga cerpen yang saya tulis tanpa pointer. Ketika tulisan dimuat di media, dan mendapati kembali pointer yang saya tulis sebelum menulis cerpen tersebut, rasanya bahagia dan terharu. Senang aja gitu :D

Selasa, 01 Maret 2016

Tentang Impian Menerbitkan Buku

Mengapa betah menunggu satu tahun untuk dimuat di satu majalah?

Mengapa tak mengumpulkan saja cerpen-cerpen yang saya tulis kemudian dibukukan?
Dua pertanyaan itu beberapa waktu yang lalu dilontarkan seorang teman kepada saya, saat saya mengabarkan tentang cerpen saya yang dimuat di majalah dan ketika ada teman yang bertanya berapa lama masa menanti, saya menjawabnya satu tahun. Kedua pertanyaan tersebut memang sudah berlalu, namun untuk beberapa saat saya terus memikirkannya.

Saya bukan tak ingin menerbitkan sebuah buku. Sangat ingin malahan. Jauh sebelum saya mengenal menulis untuk media, saya sudah bermimpi untuk menulis naskah sebuah buku dan diterbitkan di sebuah penerbit mayor. Buku saya tersebar di seluruh toko buku besar di seantero Nusantara. Ah, bahagianya.
Kapan buku kamu ada di rak ini, Yan?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...