Setiap Islamic Book Fair tiba ada satu yang paling saya
nanti, yaitu pengumuman buku-buku terbaik terutama untuk kategori fiksi anak
terbaik dan fiksi dewasa terbaik. Dan tahun ini untuk fiksi anak terbaik
diberikan kepada buku karya Wikan
Satriati berjudul Ahmad dan Domba Kecilnya. Sementara Fiksi Dewasa terbaik
diberikan kepada buku Tentang Kamu karya
Tere Liye.
Ahmad dan Domba Kecilnya Fiksi Anak Terbaik IBF 2017 |
Mendapati pengumuman tersebut saya merasa lega. Lega karena
kedua buku itu sudah saya punya yang artinya saya tak perlu merogoh saku untuk
membeli dua buku terbaik tersebut. Maklum saja, saya suka dibuat penasaran jika
ada buku yang dianugerahi award
seperti itu.
Untuk buku Tere Liye yang berjudul Tentang Kamu sudah pernah
saya ulas di sini, dan untuk kali ini saya ingin berbincang tentang fiksi anak
terbaik versi IBF, buku karya Mbak Wikan Satriati. Saya membeli buku Ahmad dan
Domba kecilnya ini karena dibalut rasa penasaran akan review-review yang saya
temukan akan buku ini. Kabarnya buku ini punya bahasa yang bersayap, sedikit
keluar dari kebiasaan bahasa anak-anak yang biasanya dibalut dengan bahasa
sederhana. Tapi, justru itu saya rasa yang menjadikan buku ini unik dan
menarik.
Ketika nama penulisnya disebutkan, saya langsung terbayang
dengan buku anak dengan bahasa yang nyastra. Di dalam bukunya, akan ditemui
frase ‘berpulas jingga’, ‘separuh telur bulan purnama’, ‘perut tirusnya
mengigil’, dan banyak lagi. Buku-buku Mbak Wikan menyuguhi pembaca dengan
bahasa-bahasa yang indah, seindah ceritanya.
Ahmad dan Domba Kecilnya adalah bagian dari rangkaian buku
yang dinamakan Seri Belajar Islam
secara Menyenangkan dengan titik berat pada kejujuran. Tentang kejujuran ini
dapat dilihat dalam cerita utama sekaligus judul buku ini, Ahmad dan Domba
Kecilnya.
Seorang pengembala kecil bernama Ahmad kehilangan seekor
domba kecilnya. Ia pun mencari domba itu pada padang gembala seorang kakek
penggembala yang rabun. Di sana, sang kakek penggembala mengulurkan satu domba
pada Ahmad, domba betina yang gemuk, bersih, dan cantik. Domba yang diinginkan
semua gembala tapi Ahmad tahu domba itu bukan miliknya. Ia pun mengatakan pada
Kakek gembala itu bukan domba kepunyaannya.
Domba kedua diulurkan kakek pada Ahmad. Lagi-lagi itu bukan
domba miliknya. Sebenarnya jika Ahmad mau, ia bisa mengaku saja itu domba miliknya.
Toh, ada dua kali kesempatan mendapatkan domba yang lebih baik dari yang
dimilikinya. Tapi, Ahmad gelisah.
Ada perasaan tak nyaman di hatinya. Ia
kemudian teringat tentang dongeng ibunya tentang penebang kayu yang kapaknya
jatuh ke telaga. Sang penebang ditawari kapak emas dan perak namun tak
mengambilnya. Sang penebang tetap jujur, hingga kemudian kapak emas dan perak
itu juga diberikan kepadanya berkat kejujurannya. Apa jika Ahmad jika mengaku
jujur dongeng itu juga terjadi? Kelanjutan cerita bisa dibaca di bukunya.
Yang saya suka dicerita ini adalah nama Ahmad. Ahmad adalah
nama seseorang yang sangat mulia. Nama Rasulullah. Ahmad tahu itu dan ia
gembira bukan kepalang namanya diambil dari nama sosok mulia itu. Ketika
membaca bagian tersebut, hati saya menghangat seolah ada cinta yang mengalir
dari kisah ini. Cinta kepada Sang Nabi.
Tentu saja membaca kisah ini dengan para anak-anak akan
menjadi sebuah kesenangan juga memberikan keteladanan. Dalam satu kisah, ada
banyak hal yang bisa dipelajari. Bahasa yang indah, teladan yang patut
diteladani, juga bisa bicara sejarah tentang Nabi. Apalagi kala menjelang
Ramadan seperti sekarang. Sebuah cerita berjudul si Gembul akan menjadi cerita
menarik untuk anak-anak.
Si Gembul, teman-teman memanggilnya. Sebenarnya namanya sama
dengan nama Rasulullah yang ia kagumi. Tapi karena bentuk fisiknya, orang-orang
lebih suka memanggilnya gembul. Gembul sangat suka mendengar kisah Rasulullah
karena senang mendengar kisah dengan nama yang sama dengan namanya. Selanjutnya
ia betul-betul terpikat dan bertekad mencontoh segala perilaku sosok pujaannya.
Ramadan tiba, Gembul bersahur dengan makanan yang sangat
banyak. Ketika disebut kalau Rasul hanya bersahur dengan kurma, Gembul pun
menggalau dan khawatir kalau ia akan kelaparan sepanjang siang jika hanya
bersahur dengan kurma. Padahal... Ia ingin meneledani Rasulullah. Bagaimana
akhirnya Gembul bersahur dan berbuka? Bisa disimak di bukunya ;-)
Buku yang menarik, indah dan penuh makna, sehingga memang
layak untuk menjadi juara fiksi anak terbaik di tahun ini. Ditambah lagi saya suka tekstur kertasnya, beberapa ilustrasi, dan bagaimana desain buku ini. Selamat, Mbak Wikan. Selamat buat Republika :-)
Judul :
Ahmad dan Domba Kecilnya
Penulis :
Wikan Satriati
Editor :
Andriyati
Penerbit :
Republika
Tebal Buku :
52 Halaman
Tahun Terbit :
2016
Hairi masih rajin ya menulis review buku.
BalasHapusPengen juga bisa bacain buku2 anak, tapi tiap dibacakan bukunya mesti direbut xixixix
Iyaaa, Von. Masih setia nulis review buku. Nanti ada masa di mana mereka bisa baca sendiri ya, Von. Salam buat anak2 :*
Hapusaku jadi penasaran kira2 ahmad ketemu ga y sama dombanya jadi mau beli buat anakku kebetulan lagi suka Shaun the sheep pas banget sama bukunya gambar domba xixixi
BalasHapusklo tentang kamu akhirnya aku juga beli mba dan memang TOP bgt 1 hari aku rampungin baca itu novel saking bagusnya dan penasarannya :)
Ahahaha... iya mbak. Ilustrasi dombanya mirip2 shaun the sheep. Karena seperti itulh domba ya. Hihihi... tentang kamu emang bagussss banget. Wajar juara. Salut perjuangan Sri Ningsih. Ada kilasan sejarah juga :-)
HapusLihat covernya aja udah bikin naksir. :D
BalasHapusHihihi... iya mbak. Covernya unik :-)
HapusSaya berasa kayak Tere Liye ada di mana-mana. Hehe. Btw cover Ahmad dan Domba Kecilnya bagus juga (sometimes we judge from it's cover :')
BalasHapusAhahaha... iya. Ini entah penghargaan IBF yang ke berapa buat tere liye. Kalau ga salah dulu pernah daapaat juga :-)
HapusWaaah, bagus ceritanya mbak.
BalasHapusGimana ilustrasi gambarnya? 😍
Saya suka buku anak yg banyak ilustrasinya 😊😊😊
Ilustrasinya lumayan banyak, Mbak. Saya suka beberapa ilustrasinya dan juga jenis kertasnya. Rada buram cantik gitu kertasnya. Hehehe...
HapusAhmad dan domba kecilnya kyaknya cocok buat dongeng sebelum tidur ponakanku, coba ah cari di gramed kalo main nanti
BalasHapusIya mbak. Bagus buat anak2. Mereka bisa belajar bahasa yang indah juga ada pelajaran dalam ceritanya dan sirah Nabi juga :-)
HapusYa ampun kangen Islamic Book Fair dimana psti mborong banyak banget buku, dan kangen masa kecil yang sering banget beli buku-buku kaya gitu hihi
BalasHapusSaya belum pernah ke IBF, Mbak. Pengin banget padahal dari kapan tahun :-)
Hapuswajib beli ini, ponakan ku suka baca buku kisah seperti ini mbak
BalasHapusIya mbak. Bukunya bagusss :-)
HapusSi gembul, jadi inget paman gembul husin dan asta Mbak :) bagus ya ceritana :)
BalasHapusAh iya bener, Mbak Wahyu :-)
Hapussalam kenal mba Hairi ^^ bisa didapat di mana ya mba seri belajar islam ini untuk paket lengkap? oya, kalau pengumuman best book gitu pas closing atau terpampang di pameran? makasi banyak sharingnya mba
BalasHapusSaya kemarin beli di fb mbak Gita Lovusa, Mbak. Tapi coba di bukurepublika dot id. Itu toko buku online penerbit Republika. Di Gramed sih seharusnya ada juga kalau stoknya masih ada :-)
HapusPengumuman best book biasanya di awal2 mulai IBF, Mbak. Saya kemarin lihat rekamannya di fb penerbit republika :-)
Mbak.. aku mau komen soal templatenya.. cantik banget :D
BalasHapusTulisannya juga keren.. *thumbs up*
Salam kenal ya ;)
btw, disini ada banyak kisah gitu ta mbak? jadi pengen beli bacain buat anak nanti kalo udah lahir hehe
BalasHapusTanggal 25 April 2021, Wikan telah pergi mendahului. Karyanya abadi.
BalasHapusInnalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Mbak.. saya baru dengar. Ya Allah. Karya mbak Wikan akan menjadi amal jariah buat beliau.
Hapus